Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Saturday 15 March 2014

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)

Kaligrafi Kuno Iraq.Sebagai Cacatan: Tinta hitam dan merah (simbol titik) adalah sebuah kewajiban dalam tradisi kaligrafi Iraq saat itu       

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily banyak berpesan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan dunia.Telah banyak uraian yang dapat kita temukan dalam literatur sekarang. Baik ulasan langsung atau berupa kutipan pendek dari Wasiat Syeikh As Syadzili. 

Sahabat CS: Ceritasufi kali ini akan menyajikan makanan rohani bagi para pencari Tuhan yang kami rangkum dari berbagai sumber. Pemenuh hati dan pelipur lara bagi sahabat pencari ketenangan sambil "menikmati" hingar-bingarnya dunia dengan tetap berpegang pada tali Allah Azza wa Jalla.

Awas! Waspadalah dengan kesibukan dunia manakala dunia mendekatimu.

Awas! Dengan penyesalannya manakala dunia pergi darimu. Orang yang cerdas sama sekali tidak tergantung pada sesuatu (dunia) yang apabila dunia datang ia sibuk dan apabila pergi ia menyesal. Lalu ada yang berkata padanya, “Mereka telah memburu dan mereka telah terampas.”

IKHLAS merupakan Siapapun  yang meraih sedikit saja dari dunia secara halal dengan disertai etika (adab), hatinya telah selamat dari pengotoran dan dari neraka hijab.

Etika (adab) di sini ada dua macam: Adab sunnah dan adab ma’rifat. Adab sunnah adalah berpijak pada ilmu pengetahuan melalui tujuan dan niat yang baik semata bagi Allah. Sedangkan adab ma’rifat disertai izin, perintah, ucapan dan  isyarat yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala.

Isyarat di sini, merupakan pemahaman dari Allah terhadap hamba-Nya melalui cahaya keindahan-Nya dan keagungan-Nya.

Doa: Ilahi, dunia ini hina, hinalah orang yang berkubang di  dalamnya, kecuali dzikrullah. Sedangkan akhirat itu mulia, dan mulia pula orang yang ada di dalamnya. Sementara Engkau yang menghinakan kehinaan  dan memuliakan kemuliaan. lalu mana bisa mulia orang yang memburu selain Diri-Mu? Tau bagaimana bisa zuhud orang  yang memilih dunia bersama-Mu? Maka benarkanlah secara hakiki  diriku dengan hakikat zuhud sehingga aku tidak membutuhkan lagi mencari selain Diri-Mu, dan kokohkan dengan hakikat ma’rifat sehingga aku tidak butuh mencari-Mu lagi.

Ilahi, bagaimana orang yang mencari-Mu bisa sampai kepada-Mu, atau bagaimana  orang yang lari dari-Mu bisa kehilangan Diri-Mu? Maka carilah aku dengan kasih sayang-Mu, dan jangan engkau cari diriku dengan siksa-Mu wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Menyiksa.

“Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Tak ada masalah besar bagi kami, kecuali dua hal ini: cinta dunia secara  berlebihan dan rela menduduki kebodohan. Sebab,  cinta dunia itu tonggak dari segala dosa besar, sedang menempati  kebodohan adalah tonggak segala kedurhakaan. Sungguh Allah memperkaya dirimu jauh dari dunia lebih baik dibanding Allah memperkaya dirimu dengan dunia. Maka demi Allah tak seorang  pun bisa kaya dengan dunia, sebab bagaimana bisa kaya dengan dunia, sementara firman-Nya: “Katakanlah, sesungguhnya harta dunia itu amat sedikit.”

Ada seseorang datang kepadaku, ketika aku ada dalam gua di Marokko. Lalu ia berkata padaku, “Engkau punya keahlian di bidang ilmu kimia, ajarilah aku.” Kukatakan padanya, “Baik aku akan mengajarimu  tentang kimia, namun aku tidak memperdayaimu dari ilmu kimia itu satu huruf pun, seandainya engkau menerima, dan aku lihat  engkau tidak akan menerima...?” Orang itu menjawab,  “Hai, demi  Allah aku pasti menerima.” Lalu  kukatakan, “Gugurkanlah makhluk dari hatimu, dan putuskanlah  keinginan agar Tuhanmu memberikan sesuatu yang selain apa yang telah diberikan  padamu dari Tuhanmu.” Orang itu menegaskan, “Sungguh, aku tidak mampu menjalankan ini!”. Lalu kukatakan padanya, “Bukankan sudah kukatakan padamu, kalau engkau tidak akan menerima. Kalau  begitu pergilah.”

Ada empat perkara, jadilah dirimu bersamanya, dan masuklah kapan saja engkau mau. 1) Janganlah engkau mengangkat  pemimpin yang kafir, 2) janganlah memandang orang mukmin sebagai musuh, 3) jauhkanlah hatimu dari dunia dan bersiaplah menyongsong kematian, dan 4) bersaksilah bagi Allah dengan Keesaan-Nya, dan bersaksilah bagi Rasul dengan risalahnya.

Lalu amalkanlah. Ucapkan: “Aku  beriman kepada Allah,  malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, seluruh takdir-Nya, dan seluruh  kalimat-kalimat yang bercabang-cabang dari Kalimat-Nya (Kami tidak membedakan antara  seseorang dari para Rasul-Nya)  dan kami katakan sebagaimana mereka katakan, (kami mendengar dan kami patuh, hanya ampunan-Mu wahai Tuhan kami, dan kepada-Mu lah tempat kembali).”

Siapa pun yang berpijak pada empat hal tersebut, Allah akan menjamin empat hal di dunia dan empat hal di akhirat. (Di dunia) benar dalam bicara; ikhlas dalam beramal; rizki seperti hujan dan terjaga dari keburukan. Sedangkan di akhirat mendapatkan:  ampunan agung; kedekatan yang sangat (kepada Allah); masuk ke dalam syurga yang luhur dan mendapatkan derajat tinggi. Kamudian mendapatkan empat hal pula dalam agama: Masuk ke dalam Allah; bermajlis bersama-Nya; mendapat Salam dari Allah dan meraih  keridhaan Allah yang besar.

Apabila engkau ingin benar dalam ucapan, maka resapkanlah  dalam dirimu dengan membaca: “Sesunggunya Kami telah  menurunkan Al-Qur’an di malam  qadar (lailatul qadr)”.

Apabila engkau ingin ikhlas beramal, resapkan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Allah itu Esa”

Apabila engkau ingin luas dalam riziki, resapkankan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Aku berlindung pada Tuhannya manusia.”

Aku  pernah melihat Rasulullah Saw. bersabda: “Ada empat  perkara yang tak bisa dipahami sama sekali, sedikit ataupun banyak: Cinta dunia; alpa akhirat; takut miskin dan takut manusia.”

“Seburuk-buruk manusia adalah orang yang bakhil dengan  dunianya terhadap orang yang berhak, maka bagaimana dengan  orang yang bakhil dengan dunia terhadap yang memiliki dunia (Allah).”

Aku melihat seakan-akan diriku berada di tempat yang tinggi. Lalu aku bermunajat: Ilahi, manakah kondisi ruhani yang paling engkau cintai dan ucapan manakah yang paling benar menurut-Mu?  Amal manakah yang paling bisa menunjukkan kecintaan pada-Mu? Tolonglah aku dan tunjukkanlah diriku. Maka dikatakan padaku:  “Kondisi ruhani paling Kucintai adalah ridha disertai musyahadah;  sedangkan ucapan paling benar menurut-Ku adalah ucapan, Laa ilaaha illallah secara jernih. Sementara amal yang paling bisa menunjukkan kecintaan-Ku adalah membenci dunia dan putus  asa terhadap ahli dunia, disertai keselarasan dengan-Ku.”

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)

Kaligrafi Kuno Iraq.Sebagai Cacatan: Tinta hitam dan merah (simbol titik) adalah sebuah kewajiban dalam tradisi kaligrafi Iraq saat itu       

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily banyak berpesan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan dunia.Telah banyak uraian yang dapat kita temukan dalam literatur sekarang. Baik ulasan langsung atau berupa kutipan pendek dari Wasiat Syeikh As Syadzili. 

Sahabat CS: Ceritasufi kali ini akan menyajikan makanan rohani bagi para pencari Tuhan yang kami rangkum dari berbagai sumber. Pemenuh hati dan pelipur lara bagi sahabat pencari ketenangan sambil "menikmati" hingar-bingarnya dunia dengan tetap berpegang pada tali Allah Azza wa Jalla.

Awas! Waspadalah dengan kesibukan dunia manakala dunia mendekatimu.

Awas! Dengan penyesalannya manakala dunia pergi darimu. Orang yang cerdas sama sekali tidak tergantung pada sesuatu (dunia) yang apabila dunia datang ia sibuk dan apabila pergi ia menyesal. Lalu ada yang berkata padanya, “Mereka telah memburu dan mereka telah terampas.”

IKHLAS merupakan Siapapun  yang meraih sedikit saja dari dunia secara halal dengan disertai etika (adab), hatinya telah selamat dari pengotoran dan dari neraka hijab.

Etika (adab) di sini ada dua macam: Adab sunnah dan adab ma’rifat. Adab sunnah adalah berpijak pada ilmu pengetahuan melalui tujuan dan niat yang baik semata bagi Allah. Sedangkan adab ma’rifat disertai izin, perintah, ucapan dan  isyarat yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala.

Isyarat di sini, merupakan pemahaman dari Allah terhadap hamba-Nya melalui cahaya keindahan-Nya dan keagungan-Nya.

Doa: Ilahi, dunia ini hina, hinalah orang yang berkubang di  dalamnya, kecuali dzikrullah. Sedangkan akhirat itu mulia, dan mulia pula orang yang ada di dalamnya. Sementara Engkau yang menghinakan kehinaan  dan memuliakan kemuliaan. lalu mana bisa mulia orang yang memburu selain Diri-Mu? Tau bagaimana bisa zuhud orang  yang memilih dunia bersama-Mu? Maka benarkanlah secara hakiki  diriku dengan hakikat zuhud sehingga aku tidak membutuhkan lagi mencari selain Diri-Mu, dan kokohkan dengan hakikat ma’rifat sehingga aku tidak butuh mencari-Mu lagi.

Ilahi, bagaimana orang yang mencari-Mu bisa sampai kepada-Mu, atau bagaimana  orang yang lari dari-Mu bisa kehilangan Diri-Mu? Maka carilah aku dengan kasih sayang-Mu, dan jangan engkau cari diriku dengan siksa-Mu wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Menyiksa.

“Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Tak ada masalah besar bagi kami, kecuali dua hal ini: cinta dunia secara  berlebihan dan rela menduduki kebodohan. Sebab,  cinta dunia itu tonggak dari segala dosa besar, sedang menempati  kebodohan adalah tonggak segala kedurhakaan. Sungguh Allah memperkaya dirimu jauh dari dunia lebih baik dibanding Allah memperkaya dirimu dengan dunia. Maka demi Allah tak seorang  pun bisa kaya dengan dunia, sebab bagaimana bisa kaya dengan dunia, sementara firman-Nya: “Katakanlah, sesungguhnya harta dunia itu amat sedikit.”

Ada seseorang datang kepadaku, ketika aku ada dalam gua di Marokko. Lalu ia berkata padaku, “Engkau punya keahlian di bidang ilmu kimia, ajarilah aku.” Kukatakan padanya, “Baik aku akan mengajarimu  tentang kimia, namun aku tidak memperdayaimu dari ilmu kimia itu satu huruf pun, seandainya engkau menerima, dan aku lihat  engkau tidak akan menerima...?” Orang itu menjawab,  “Hai, demi  Allah aku pasti menerima.” Lalu  kukatakan, “Gugurkanlah makhluk dari hatimu, dan putuskanlah  keinginan agar Tuhanmu memberikan sesuatu yang selain apa yang telah diberikan  padamu dari Tuhanmu.” Orang itu menegaskan, “Sungguh, aku tidak mampu menjalankan ini!”. Lalu kukatakan padanya, “Bukankan sudah kukatakan padamu, kalau engkau tidak akan menerima. Kalau  begitu pergilah.”

Ada empat perkara, jadilah dirimu bersamanya, dan masuklah kapan saja engkau mau. 1) Janganlah engkau mengangkat  pemimpin yang kafir, 2) janganlah memandang orang mukmin sebagai musuh, 3) jauhkanlah hatimu dari dunia dan bersiaplah menyongsong kematian, dan 4) bersaksilah bagi Allah dengan Keesaan-Nya, dan bersaksilah bagi Rasul dengan risalahnya.

Lalu amalkanlah. Ucapkan: “Aku  beriman kepada Allah,  malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, seluruh takdir-Nya, dan seluruh  kalimat-kalimat yang bercabang-cabang dari Kalimat-Nya (Kami tidak membedakan antara  seseorang dari para Rasul-Nya)  dan kami katakan sebagaimana mereka katakan, (kami mendengar dan kami patuh, hanya ampunan-Mu wahai Tuhan kami, dan kepada-Mu lah tempat kembali).”

Siapa pun yang berpijak pada empat hal tersebut, Allah akan menjamin empat hal di dunia dan empat hal di akhirat. (Di dunia) benar dalam bicara; ikhlas dalam beramal; rizki seperti hujan dan terjaga dari keburukan. Sedangkan di akhirat mendapatkan:  ampunan agung; kedekatan yang sangat (kepada Allah); masuk ke dalam syurga yang luhur dan mendapatkan derajat tinggi. Kamudian mendapatkan empat hal pula dalam agama: Masuk ke dalam Allah; bermajlis bersama-Nya; mendapat Salam dari Allah dan meraih  keridhaan Allah yang besar.

Apabila engkau ingin benar dalam ucapan, maka resapkanlah  dalam dirimu dengan membaca: “Sesunggunya Kami telah  menurunkan Al-Qur’an di malam  qadar (lailatul qadr)”.

Apabila engkau ingin ikhlas beramal, resapkan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Allah itu Esa”

Apabila engkau ingin luas dalam riziki, resapkankan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Aku berlindung pada Tuhannya manusia.”

Aku  pernah melihat Rasulullah Saw. bersabda: “Ada empat  perkara yang tak bisa dipahami sama sekali, sedikit ataupun banyak: Cinta dunia; alpa akhirat; takut miskin dan takut manusia.”

“Seburuk-buruk manusia adalah orang yang bakhil dengan  dunianya terhadap orang yang berhak, maka bagaimana dengan  orang yang bakhil dengan dunia terhadap yang memiliki dunia (Allah).”

Aku melihat seakan-akan diriku berada di tempat yang tinggi. Lalu aku bermunajat: Ilahi, manakah kondisi ruhani yang paling engkau cintai dan ucapan manakah yang paling benar menurut-Mu?  Amal manakah yang paling bisa menunjukkan kecintaan pada-Mu? Tolonglah aku dan tunjukkanlah diriku. Maka dikatakan padaku:  “Kondisi ruhani paling Kucintai adalah ridha disertai musyahadah;  sedangkan ucapan paling benar menurut-Ku adalah ucapan, Laa ilaaha illallah secara jernih. Sementara amal yang paling bisa menunjukkan kecintaan-Ku adalah membenci dunia dan putus  asa terhadap ahli dunia, disertai keselarasan dengan-Ku.”

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews