Ceritasufi - Waspadalah dengan
kesibukan dunia manakala dunia mendekatimu.
Berhati-hatilah!
Dengan penyesalannya manakala dunia pergi darimu. Orang yang cerdas sama sekali
tidak tergantung pada sesuatu (dunia) yang apabila dunia dating-ia sibuk dan
apabila pergi-ia menyesal. Lalu ada yang berkata padanya, “Mereka telah memburu
dan mereka telah terampas.”
IKHLAS adalah siapapun
yang meraih sedikit saja dari dunia secara halal dengan disertai etika
(adab), hatinya telah selamat dari pengotoran dan dari neraka hijab.
Etika (adab) di sini
ada dua macam: Adab sunnah dan adab ma’rifat. Adab sunnah adalah berpijak pada
ilmu pengetahuan melalui tujuan dan niat yang baik semata bagi Allah. Sedangkan
adab ma’rifat disertai izin, perintah, ucapan dan isyarat yang ditetapkan
oleh Allah Ta’ala. Isyarat di sini, merupakan pemahaman dari Allah terhadap
hamba-Nya melalui cahaya keindahan-Nya dan keagungan-Nya.
Ilahi, dunia ini hina, hinalah orang yang berkubang di
dalamnya, kecuali dzikrullah.
Sedangkan akhirat itu mulia, dan mulia pula orang yang ada di dalamnya.
Sementara Engkau yang menghinakan kehinaan dan memuliakan
kemuliaan. Lalu, mana bisa mulia orang yang memburu selain Diri-Mu? Tau
bagaimana bisa zuhud orang yang memilih dunia bersama-Mu? Maka
benarkanlah secara hakiki diriku dengan hakikat zuhud sehingga aku tidak
membutuhkan lagi mencari selain Diri-Mu, dan kokohkan dengan hakikat ma’rifat
sehingga aku tidak butuh mencari-Mu lagi.
Ilahi, bagaimana
orang yang mencari Mu bisa sampai kepada-Mu, atau bagaimana orang yang
lari dari Mu bisa kehilangan Diri Mu? Maka carilah aku dengan kasih sayang-Mu,
dan jangan engkau cari diriku dengan siksa-Mu wahai Yang Maha Pengasih, wahai
Yang Maha Menyiksa.
“Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Tak ada masalah
besar bagi kami, kecuali dua hal ini: cinta dunia secara berlebihan dan
rela menduduki kebodohan. Sebab, cinta dunia itu tonggak dari segala dosa
besar, sedang menempati kebodohan adalah tonggak segala kedurhakaan.
Sungguh Allah memperkaya dirimu jauh dari dunia lebih baik dibanding Allah
memperkaya dirimu dengan dunia. Maka demi Allah tak seorang pun bisa kaya
dengan dunia, sebab bagaimana bisa kaya dengan dunia, sementara
firman-Nya: “Katakanlah, sesungguhnya harta dunia itu amat sedikit.”
Ada seseorang datang
kepadaku, ketika aku ada dalam gua di Marokko. Lalu ia berkata padaku, “Engkau
punya keahlian di bidang ilmu kimia, ajarilah aku.” Kukatakan padanya, “Baik
aku akan mengajarimu tentang kimia, namun aku tidak memperdayaimu dari
ilmu kimia itu satu huruf pun, seandainya engkau menerima, dan aku lihat
engkau tidak akan menerima...?” Orang itu menjawab, “Hai, demi
Allah aku pasti menerima.” Lalu kukatakan, “Gugurkanlah makhluk dari
hatimu, dan putuskanlah keinginan agar Tuhanmu memberikan sesuatu yang
selain apa yang telah diberikan padamu dari Tuhanmu.” Orang itu menegaskan,
“Sungguh, aku tidak mampu menjalankan ini!”. Lalu kukatakan padanya, “Bukankan
sudah kukatakan padamu, kalau engkau tidak akan menerima. Kalau begitu
pergilah.”
Ada empat perkara, jadilah dirimu bersamanya, dan
masuklah kapan saja engkau mau. 1) Janganlah engkau mengangkat pemimpin
yang kafir, 2) janganlah memandang orang mukmin sebagai musuh, 3) jauhkanlah
hatimu dari dunia dan bersiaplah menyongsong kematian, dan 4) bersaksilah bagi
Allah dengan Keesaan-Nya, dan bersaksilah bagi Rasul dengan risalahnya. Lalu
amalkanlah. Ucapkan: “Aku beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya,
seluruh takdir-Nya, dan seluruh kalimat-kalimat yang bercabang-cabang
dari Kalimat-Nya (Kami tidak membedakan antara seseorang dari para
Rasul-Nya) dan kami katakan sebagaimana mereka katakan, (kami mendengar dan
kami patuh, hanya ampunan-Mu wahai Tuhan kami, dan kepada-Mu lah tempat
kembali).”
Apabila engkau ingin
benar dalam ucapan, maka resapkanlah dalam dirimu dengan membaca: “Sesunggunya Kami telah menurunkan
Al-Qur’an di malam qadar (lailatul qadr)”.
Apabila engkau ingin
ikhlas beramal, resapkan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Allah itu Esa”
Apabila engkau ingin
luas dalam riziki, resapkankan dalam dirimu dengan membaca: “Katakanlah: Aku berlindung pada Tuhannya
manusia.”
Aku pernah
melihat Rasulullah Saw. bersabda: “Ada empat perkara yang tak bisa
dipahami sama sekali, sedikit ataupun banyak: Cinta dunia; alpa akhirat; takut
miskin dan takut manusia.”
Lepaskanlah dirimu
dari berlebihan terhadap cinta dunia, tinggakanlah untuk terus menerus
bermaksiat, langgengkanlah pada masalah rahmat laduniyah (dari sisi Allah), dan
mohonlah pertolongan melalui rahmat itu pada segala tindakan, serta janganlah
hatimu bergantung dengan sesuatu, maka engkau termasuk orang-orang yang
sangat mendalam (dan benar) dalam ilmu, dimana rahasia batin
dan ilmu tidak pernah hilang.
Apabila muncul
gangguan hatimu berupa bisikan maksiat dan dunia, lemparkanlah bisikan itu di
bawah dua telapak kakimu sebagai sesuatu yang hina, sekaligus sebagai
refeksi zuhud, lalu penuhilah hatimu dengan ilmu dan petunjuk.
Apabila engkau
berhadapan dengan suatu yang menjadi bagian dari dunia maka bacalah: “Wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha
Perkasa, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Kuasa, wahai Yang
Maha Mendengar, wahai Yang Maha Melihat.”
Manakala tambahan
bekal tiba, berupa bekal dunia maupun akhirat, maka bacalah: ”Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami
dari karunia keutamaan-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.”(Q.s. at-Taubah: 59)
Wahai orang yang
berhasrat pada jalan selamat Allah Azza
wa Jalla yang beruntung menuju hadirat Kehidupan-Nya, jauhilah
memperbanyak diri atas apa yang diwenangkan Allah kepadamu. Tinggalkan apa yang
tidak masuk dibawah ilmumu dari apa yang telah dihalalkan oleh Allah bagimu.
Bergegaslah menuju kewajiban-kewajibanmu, dan tinggalkan kesibukan
manusia pada umumnya untuk menjaga batinmu. Maka dalam hal meninggalkan
memperbanyak diri, merupakan zuhud, dan meninggalkan hal-hal yang tidak
termasuk dalam ilmumu adalah wara’. Renungkan sabda Rasulullah Saw. ”Kebaikan
adalah yang menentramkan jiwa dan menentramkan kalbu. Sedangkan dosa adalah
sesuatu yang merajut-rajut dalam jiwa dan membawa keraguan dalam dada, walaupun
manusia lain telah menasehatimu dengan yang selain dosa itu.”
Maka fahamilah. Sibuk
menjaga rahasia batin berarti menghormati hakikat-hakikat keimanan.
Jika engkau seorang
pedagang yang jeli, maka tinggalkanlah kemauanmu untuk pasrah pada kehendak Nya,
disertai ridha pada seluruh aturan Nya. “Dan siapakah yang lebih baik daripada
Allah sebagai hukum bagi orang-orang yang yakin?”
Cukup bagimu
renungkan, ”Dunia itu haramnya adalah siksa, dan halalnya adalah hisab.” Dunia
yang tak ada hisab kelak di akhirat dan tak ada hijab ketika di dunia, adalah
dunia yang bagi pemiliknya tidak mengandung hasrat kehendak sebelum
adanya dunia itu, dan tidak pula mengandung hasrat ketika dunia menyertainya,
tidak pula kecewa ketika dunia hilang dari sisinya. Sedangkan kebebasan
mulia hanya bagi orang yang meraih dunia secara berhadapan, tanpa sedikit pun
pengaruh yang memperdayai hatinya (karena dunia itu).
Aku pernah bermimpi
melihat Abu Bakr ash Shiddiq, lalu beliau berkata padaku, “Tahukah engkau apa
tanda keluarnya cinta duniawi dari dalam kalbu?” Aku bertanya, “Apa itu?”
Beliau menjawab, “Meninggalkannya ketika ada, dan merasa ringan ketika dunia
tak ada.”
Berbagai sumber
No comments:
Post a Comment