Marilah kita simak kisah dengan hikmah yang mendalam kisah dari Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang pertama.
Sebelumnya mari kita ingat sedikit apa yang telah terjadi. Ayahanda yang kaya raya itu ternyata menitipkan wasiat aneh kepada sang anak, agak ia dipakaiakan kaos kaki yang selalu dipakainya sehari-hari. Lalu bagamana kisah penguburan itu....marilah kita simak kisah lanjutan yang di tulis oleh Syaikh Mozaffer Ozak Al Jerrahi.
Menyahut orang yang akan menguburkan mayat sang ayah, "Itu tidak mungkin. Hal seperti ini jelas tidak diperbolehkan dalam Islam. Saya tidak bisa melakukkan sesuatu yang bertentangan dengan Syariay."
Meskipun keberatan itu dibenarkan, sang anak bersikeras, "Tetapi Pak, ini adalah permintaan terakhir ayah saya: harus dilaksanakan."
Orang yang memandikan jenazah itu tak bergeming dengan argumen sang anak seraya menjawab, "Bila anda tidak mengikuti apa yang saya ucapkan," katanya, "Silakan pergi dan tanyakan kepada sang mufti (ulama yang memberikan fatwa hukum tentang berbagai hal tentang islam). Ia akan menegaskan apa yang saya beritahukan kepada anda bahwa hal itu tidak diperbolehkan."
Menangguhkan pemakaman, mereka berkonsultasi dengan sang mufti, para khatib dan para ulama. Hasilnya bahwa semua mereka menyatakan bahwa permintaan itu tidak mungkin dipenuhi dalam Islam.
Sementara itu, seorang sahabat almarhum yang berusia lanjut tiba-tiba memotong diskusi alot antara sang anak dan para pembuat fatwa tersebut.
"Anakku, alamrhum ayahmu menitipkan surat wasiat ini yang harus kusampaikan kepadamu sesudah wafatnya. Diambilnua surat yang terlipat rapi dari tangan pak tua. Mungkin saja ia adalah sahabat karib sang ayah. Karena rasanya tak mungkin surat sepenting itu ditangan sembarang orang. "Surat ini untukmu." Setelah mengatakan ini, ia memberikan amplop surat dan anak penuh amanah inipun membaca surat wasiat dari ayah tercinta.
Bismillahirrohmanirrohim.......
Kepada
Ananda Tercinta,
"Anakku, aku telah mewariskan seluruh harta kekayaan ini kepadamu. Kini engkau tahu, pada saat-saat terakhir , mereka bahkan tidak memperbolehkanmu memberiku sebuah kaos kaki usang untuk kukenakan. Sewaktu engkau sendiri tiba suatu hari dalam kondisi seperti yang kualami sekarang -meskipun aku berdoa semoga tidak terlalu lama - mereka pun akan menolak mengizinkanmu membawa apapun selain kafanmu.
Hanya kafanlah yang dapat engkau bawa dari dunia fana ini untuk menuju alam akhirat: karena itu teguhlah dan bersiap-siaplah. Perguanakanlah harta kekayaan yang telah kuwariskan kepadamu bukan untuk hal-hal yang muspra atau sia-sia. dan hanya demi mengumbar nafsu.
Akan tetapi, pergunakanlah semuanya itu dijalan yang diridai Allah, dan semoga bermanfaat bagi kebahagiaan dan keselamatanmu. Yakinlah bahwa engkau akan beroleh kehormatan yang tinggi di dunia dan akhirat nanti."
Salam sayang,
Ayahanda
Betapa indah wasiat dan bimbingan bagi mereka yang bisa memahami. Semoga Allah Azza wa jalla meramatinya.
Bagaiman kematian mendatangi orang-orang mukmin? Bagaimana orang-orang mukmin bersatu dengan SAng Kekasih, yakni Allah? Bagaimana kematian emndatangi orang-orang kafir? Bagaimana kematian mengantarkannya dari dunia ini menuju alam yang ditinggalkannya, menuju siksa dan azab yang mengerikan? Inilah persoalan-persoalan dalam diri yang layak kita lakoni di alam dunia.
Beruntunglah orang-orang yang menggunakan akan hatinya untuk memurnikan kehadirat Allah di alam dunia.
Wallahu'alam bissawab....
No comments:
Post a Comment