Tak ada yang meragukan kesalehan beliau. Tak ada yang meragukan kedalaman ilmu beliau. Walau berstatus cicit dari Nabi Muhammad, beliau sangatlah haus dalam mencari ilmu.
Perantauan panjang sering beliau lakukan hanya untuk mencari keberadaan Al Haq.
Limpahan kekayaan dan kunci dunia tak membuat beliau buta akannya.
Ada baiknya kita simak sekelumit pesan-pesan beliau untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.
Perantauan panjang sering beliau lakukan hanya untuk mencari keberadaan Al Haq.
Limpahan kekayaan dan kunci dunia tak membuat beliau buta akannya.
Ada baiknya kita simak sekelumit pesan-pesan beliau untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.
Berkata Abu Hasan Asysyadzili ra., bahwa perjalanan kami terdiri diatas lima pasal:
- Takwa kepada Allah lahir dan batin dalam pribadi atau dimuka umum.
- Mengikuti sunnutarrosul dalam semua kata dan perbuatan.
- Mengabaikan semua makhluk dalam kesukaan atau kebencian mereka (tidak menghiraukan apakah mereka suka atau benci).
- Rela (ridha) menurut hukum Allah ringat ataupun berat.
- Kembali kepada Allah dalam suka maupun duka.
Maka yntuk melaksanakan taqwa harus berlaku wara' (menjauh dari semua yang makruh, subhat, dan haram), dan tetap istiqomah dalam mentaai semua perintah, yaitu tetap tabah dan tidak berbah.
Dan untuk melaksanakan sunnaturrosul harus tetap waspada dan melakukan akhlaq yang baik.
Dan untuk melaksanakan tidak hirau pada makhluk dengan sabar dan tawakkal (berserah kepada Allah semata)
Dan untuk melaksankan Rela (ridha) pada Allah dengan terima (qana'ah/tidak rakus) dan menyerah (total,pen).
Dan untuk melaksanakan nya adalah kembali kepada Allah dalam suka dan duka dengan bersyukur dalam suka dan berlindung kepadaNya dalam duka
Dan semua ini berpokok pada lima :
1. Semangat yang tinggi.
2. Berhati-hati dari yang haram atau menjaga kehormatan.
3. Baik dalam berkhitmad sebagai hamba.
4. Melaksanakan kewajiban.
5. Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat.
Berkata Abu Hasan Asysyadzili ra. "Aku dipesan oleh guruku (Abdus Salam bin Masyisy ra), "Janganlah anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mencapai ridha Allah, dan jangan duduk di masjis kecuali yang aman dari murka Allah (yakni orang yang berbuat maksiat). Dan jangan bersahabat kecuali kepada orang yang dapat membantu berbuat taat kepada Allah. Dan jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah. Sedangkan yang demikian ini kini sangat jarang didapat."
H. Salim Bahreisy
H. Salim Bahreisy
No comments:
Post a Comment