Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Wednesday 3 August 2011

Ratu Para Wanita di Surga



 FATIMAH az-Zahra namanya, Ummu aniha (ibu dari ayahnya) sebutannya. Dia adalah anak keempat Rosulullah dari istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid. Seorang wanita yang penyabar, tumbuh dalam tempaan Rosullullah saw. Ia lahir berselang lima tahun dari tahun kenabian.


Sifat keibuan lagi penyabar menjadikan ia sebagai sosok yang berkarakter. Kokoh dan teguh dalam perjuangan kebenaran. Setelah Khadijah meninggal, Fatimah merasakan adanya tanggung jawab dan pengorbanan yang besar untuk membantu ayahandanya meniti dakwah. Ia mendampingi Rosulullah saw dan maju sebagai pengganti tugas-tugas sang Ibu. Itulah ia disebut Ummu Abiha (Ibu dari Ayahnya) (Lihat asadul ghabah VII/25)

Kedudukan yang mulia sebagai anak Rosulullah saw tidak bernilai apa-apa, bila Fatimah tidak melakukan amal yang akan menyelamatkan dirinya di api neraka. Karena itu Rosulullah senantiasa mengingatkannya. "Wahai Fatimah binti Muhammad selamatkanlah dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tak kuasa memberi mudarat dan manfaat di sisi Allah." (HR. Bukhari).

Kalimat ini bukan hanya retorika tanpa amal perbuatan dalam keseharian Fatimah sebagai anak junjungan para Nabi dan Rosul, Manusia dan seluruh makhluk yang Allah ciptakan di alam. Teguran keraspun pernah Fatimah rasakan dari Ayahanda tercinta demi menyelamatkannya dari api neraka.

Mengingat lagi kisah-kisah para nabi dan rosul terdahulu bahwa banyaklah anak-anak mereka harus mendapat azab Allah di dunia, apalagi di akhirat nanti.

Tsauban berkata, "Rosulullah masuk ke rumah Fatimah sedangkan ketika itu aku bersama beliau. FAtimah mengambil kalung emasnya dari lehernya seraya berkata. "ini adalah kalung yang dihadiahkan Abu Hasan (Ali) kepadaku."

Rosulullah saw bersabda,"Wahai Fatimah, apakah engkau senang jika orang-orang berkata; inilah FAtimah binti Muhammad sedangkan tangannya ada kalung dari neraka?" kemudia beliau memarahinnya dan menghardiknya (tentunya dengan cara kerosuan beliau).

Kemudian Rosulullah keluar, tanpa duduk terlebih dahulu. Melihat sikap Ayahanda tercinta Fatimah mengambil sikap untuk menjual kalungnya, kemudian beliau belikan seorang budak wanita setelah itu beliau merdekakan. Tatkala hal itu sampai kepada Rosulullah saw, beliau bersabda, "Segala puji bagi Allah SWT yang telah menyelamatkan Fatimah dari neraka." (HR. Nasa'i).

Kedudukan beliau yang mulia ini tak menghalangi untuk menghardik, memarahai dan mencelanya, bila melakukan kesalahan. Dalam hadits riwayat Bukhari dengan tegas Risulullah saw mengatakan, Demi Allah, seandainya FAtimah binti Muhammad itu mencuri niscaya akan aku potong tangannya."

Fatimah yang dipersuntung oleh Ali bin Abu Thalib, hidup pas-pasan. Kondisi ini bukanlah karena ketidak mampuannya, tapi semata-mata menjaga keaguangan Allah dalam hati keluarga suci ini. Tugas rumah sudah menjadi keseharian Fatimah sendiri dalam membangun keluarga yang terbebas dari kecintaan terhadap dunia. Tapi bukanlah Fatimah jika harus menangis dan bersedih. Ayahanda selalu menjadi pendamping setia kala Anaknya Fatimah dalam kegundahan. Tak ada kata putus asa dalam pendidikan keluarga Rosul.

Cukuplah kiranya, ganjaran yang dijanjikan Allah Azza wa Jalla melalui Ayahnya sebagai pelipur lara. Membuat senyum dan bahagia keluarga. Sampailah akhirnya Rosulullah memujinya, "Wahai Fatimah, relakah engkau menjadi ratu bagi para wanita surga? dan engkau adalah anggota keluargaku yang paling cepat menyusulku.: (HR. Bukhari dan Muslim)

Kotak Mainan Fatimah Azzahra
Komplek Maqam Baqi

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Ratu Para Wanita di Surga



 FATIMAH az-Zahra namanya, Ummu aniha (ibu dari ayahnya) sebutannya. Dia adalah anak keempat Rosulullah dari istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid. Seorang wanita yang penyabar, tumbuh dalam tempaan Rosullullah saw. Ia lahir berselang lima tahun dari tahun kenabian.


Sifat keibuan lagi penyabar menjadikan ia sebagai sosok yang berkarakter. Kokoh dan teguh dalam perjuangan kebenaran. Setelah Khadijah meninggal, Fatimah merasakan adanya tanggung jawab dan pengorbanan yang besar untuk membantu ayahandanya meniti dakwah. Ia mendampingi Rosulullah saw dan maju sebagai pengganti tugas-tugas sang Ibu. Itulah ia disebut Ummu Abiha (Ibu dari Ayahnya) (Lihat asadul ghabah VII/25)

Kedudukan yang mulia sebagai anak Rosulullah saw tidak bernilai apa-apa, bila Fatimah tidak melakukan amal yang akan menyelamatkan dirinya di api neraka. Karena itu Rosulullah senantiasa mengingatkannya. "Wahai Fatimah binti Muhammad selamatkanlah dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tak kuasa memberi mudarat dan manfaat di sisi Allah." (HR. Bukhari).

Kalimat ini bukan hanya retorika tanpa amal perbuatan dalam keseharian Fatimah sebagai anak junjungan para Nabi dan Rosul, Manusia dan seluruh makhluk yang Allah ciptakan di alam. Teguran keraspun pernah Fatimah rasakan dari Ayahanda tercinta demi menyelamatkannya dari api neraka.

Mengingat lagi kisah-kisah para nabi dan rosul terdahulu bahwa banyaklah anak-anak mereka harus mendapat azab Allah di dunia, apalagi di akhirat nanti.

Tsauban berkata, "Rosulullah masuk ke rumah Fatimah sedangkan ketika itu aku bersama beliau. FAtimah mengambil kalung emasnya dari lehernya seraya berkata. "ini adalah kalung yang dihadiahkan Abu Hasan (Ali) kepadaku."

Rosulullah saw bersabda,"Wahai Fatimah, apakah engkau senang jika orang-orang berkata; inilah FAtimah binti Muhammad sedangkan tangannya ada kalung dari neraka?" kemudia beliau memarahinnya dan menghardiknya (tentunya dengan cara kerosuan beliau).

Kemudian Rosulullah keluar, tanpa duduk terlebih dahulu. Melihat sikap Ayahanda tercinta Fatimah mengambil sikap untuk menjual kalungnya, kemudian beliau belikan seorang budak wanita setelah itu beliau merdekakan. Tatkala hal itu sampai kepada Rosulullah saw, beliau bersabda, "Segala puji bagi Allah SWT yang telah menyelamatkan Fatimah dari neraka." (HR. Nasa'i).

Kedudukan beliau yang mulia ini tak menghalangi untuk menghardik, memarahai dan mencelanya, bila melakukan kesalahan. Dalam hadits riwayat Bukhari dengan tegas Risulullah saw mengatakan, Demi Allah, seandainya FAtimah binti Muhammad itu mencuri niscaya akan aku potong tangannya."

Fatimah yang dipersuntung oleh Ali bin Abu Thalib, hidup pas-pasan. Kondisi ini bukanlah karena ketidak mampuannya, tapi semata-mata menjaga keaguangan Allah dalam hati keluarga suci ini. Tugas rumah sudah menjadi keseharian Fatimah sendiri dalam membangun keluarga yang terbebas dari kecintaan terhadap dunia. Tapi bukanlah Fatimah jika harus menangis dan bersedih. Ayahanda selalu menjadi pendamping setia kala Anaknya Fatimah dalam kegundahan. Tak ada kata putus asa dalam pendidikan keluarga Rosul.

Cukuplah kiranya, ganjaran yang dijanjikan Allah Azza wa Jalla melalui Ayahnya sebagai pelipur lara. Membuat senyum dan bahagia keluarga. Sampailah akhirnya Rosulullah memujinya, "Wahai Fatimah, relakah engkau menjadi ratu bagi para wanita surga? dan engkau adalah anggota keluargaku yang paling cepat menyusulku.: (HR. Bukhari dan Muslim)

Kotak Mainan Fatimah Azzahra
Komplek Maqam Baqi

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews