Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Thursday 4 August 2011

Senyum Rosulullah karena Sikap Manusia Yang Tidak Percaya Kadar Kekuasaan di Surga Sekalipun Amalnya Sedikit

Sahabat Nabi, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Suatu pagi Rosulullah saw shalat subuh, kemudian duduk. Ketika tiba waktu dhuha, beliau tersenyum.

Lalu orang-orang bertanya kepada Abu Bakar, "Apakah engkau tidak bertanya kepada Rosulullah saw, mengapa beliau berbuat seperti itu pada hari ini, padahal sebelumnya tidak pernah berbuat seperti itu?"

Maka Abu Bakar bertanya kepada Rosulullah saw, lalu beliau menjawab " Benar. Diperlihatkan kepadaku apa yang terjadi dari urusan dunia dan urusan akhirat..."Kemudian beliau menyebutkan hadits yang panjang tentang syafaat pada hari kiamat, hingga beliau bersabda, "Kemudian mereka mengeluarkan seorang laki-laki dari neraka. Allah Azza wa Jalla bertanya, "Apakah engkau pernah mengajarkan kebaikan walau sedikit pun?"


Orang itu menjawab, "Belum pernah. Hanya saja aku berwasiat kepada anak-anak ku jika aku mati, "Bakarlah jasadku, kemudia buatlah jasadku seperti abu. Setelah jasadku seperti bahan celak, maka bawalah abuku ketengah laut dan taburkanlah ke sana biar di bawa angin. Demi Allah, Rabbul 'alamin tidak bisa berbuat apa-apa'."

Allah bertanya, "Mengapa kamu berbuat seperti itu?"
"Karena aku takut kepadaMu," jawab orang itu.
Lalu Allah berfirman, "Tunggulah sesuatu kekuasaan yang merupakan kekuasaan paling besar! Sesungguhnya engkau mendapatkan yang seperti itu dan sepeuluh kali lipatnya."

Orang itu bertanya, "Mengapa Engkau menghamparkan kekuasaan itu padahal Engkaulah Sang Penguasa?"\\Rosulullah saw bersabda, "Itulah yang membuat aku tersenyum tadi diwaktu dhuha
(Diriwayatkan Ahmad, Al-Bazzar dan Al Marwazy)*

*Menurut Ath Thahawy dalam Msyikul-Atsar, rijal hadits ini tsiqat. Syeikh Ahmad Syakir juga mensahihkannya, begitu pula Syua'ib Al Arna'uth dalam ta'liqnya terhadap Musnad Abu Bakar Al MArwazy. Hadits ini juga disebutkan Al Imam Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah di dalam At Tauhid, 2/737. Adapun tentang perkataan orang tersebut, "Demi Allah, Rabbul 'alamin tidak bisa berbuat apa-apa terhadap diriku selamanya", dia mengira bahwa keputusannya itu dia tidak bisa lagi di bangkitkan pada hari kiamat. Diantara mereka ada yang berpendapat tentu saja bisa di bangkitkan.


Banyak pesan yang dapat terbuka dari perkataan Junjungan kita Rosulullah saw.
Sungguh beruntung orang-orang yang meRUHkan hadits ini kedalam sanubari.
Wallahualam bissawab.....

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Senyum Rosulullah karena Sikap Manusia Yang Tidak Percaya Kadar Kekuasaan di Surga Sekalipun Amalnya Sedikit

Sahabat Nabi, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Suatu pagi Rosulullah saw shalat subuh, kemudian duduk. Ketika tiba waktu dhuha, beliau tersenyum.

Lalu orang-orang bertanya kepada Abu Bakar, "Apakah engkau tidak bertanya kepada Rosulullah saw, mengapa beliau berbuat seperti itu pada hari ini, padahal sebelumnya tidak pernah berbuat seperti itu?"

Maka Abu Bakar bertanya kepada Rosulullah saw, lalu beliau menjawab " Benar. Diperlihatkan kepadaku apa yang terjadi dari urusan dunia dan urusan akhirat..."Kemudian beliau menyebutkan hadits yang panjang tentang syafaat pada hari kiamat, hingga beliau bersabda, "Kemudian mereka mengeluarkan seorang laki-laki dari neraka. Allah Azza wa Jalla bertanya, "Apakah engkau pernah mengajarkan kebaikan walau sedikit pun?"


Orang itu menjawab, "Belum pernah. Hanya saja aku berwasiat kepada anak-anak ku jika aku mati, "Bakarlah jasadku, kemudia buatlah jasadku seperti abu. Setelah jasadku seperti bahan celak, maka bawalah abuku ketengah laut dan taburkanlah ke sana biar di bawa angin. Demi Allah, Rabbul 'alamin tidak bisa berbuat apa-apa'."

Allah bertanya, "Mengapa kamu berbuat seperti itu?"
"Karena aku takut kepadaMu," jawab orang itu.
Lalu Allah berfirman, "Tunggulah sesuatu kekuasaan yang merupakan kekuasaan paling besar! Sesungguhnya engkau mendapatkan yang seperti itu dan sepeuluh kali lipatnya."

Orang itu bertanya, "Mengapa Engkau menghamparkan kekuasaan itu padahal Engkaulah Sang Penguasa?"\\Rosulullah saw bersabda, "Itulah yang membuat aku tersenyum tadi diwaktu dhuha
(Diriwayatkan Ahmad, Al-Bazzar dan Al Marwazy)*

*Menurut Ath Thahawy dalam Msyikul-Atsar, rijal hadits ini tsiqat. Syeikh Ahmad Syakir juga mensahihkannya, begitu pula Syua'ib Al Arna'uth dalam ta'liqnya terhadap Musnad Abu Bakar Al MArwazy. Hadits ini juga disebutkan Al Imam Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah di dalam At Tauhid, 2/737. Adapun tentang perkataan orang tersebut, "Demi Allah, Rabbul 'alamin tidak bisa berbuat apa-apa terhadap diriku selamanya", dia mengira bahwa keputusannya itu dia tidak bisa lagi di bangkitkan pada hari kiamat. Diantara mereka ada yang berpendapat tentu saja bisa di bangkitkan.


Banyak pesan yang dapat terbuka dari perkataan Junjungan kita Rosulullah saw.
Sungguh beruntung orang-orang yang meRUHkan hadits ini kedalam sanubari.
Wallahualam bissawab.....

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews