Banyak hikmah yang dapat kita petik dengan sebuah amalan sederhana nan sangat mudah dilisan tapi berat timbangan amalnya. Adalah satu kisah hikmah yang semoga menjadikan motivasi kami dan kalian wahai saudara semuslim.
Dikisahkan bahwa kala Malam Isro Mi'raj junjungan kita Muhammadur Rosulullah saw tatkala naik ke Sidratul Muntaha.
Kala itu Rosulullah masih ditemani Malaikat Allah Jibril as. Tapi kali ini, ditingkat langit yang ini, yang paling tinggi, Jibril as tidak menyertai Rosululullah. Naik sendirian menghadap. Menghadap Allah Jalla Jalaaluh, Raja Diraja alam semesta,
Paling besar diatara yang besar, Raja Penghancur dari segala Raja perusak dan Paling Penyayang diatara yang menyayangi hambanya.Di Mustawa (tenpat yang tinggi dan mulia) Rosul mendengar secara langsung goresan Qolam dan beliau juga melihat seorang lelaki yang disamakan pada sinar Arsy. Lalu beliau bertanya: “Siapa orang ini, apakah dia malaikat atau seorang Nabi?” Maka dikatakan kepada Rosulullah saw: “Bukan, dia bukan malaikat juga bukan seorang Nabi, dia adalah seorang lelaki kala di dunia lisannya senantiasa basah disebabkan berzikir kepada Allah, (diamanpun ia berada, baik di mesjid ataupun tidak, dalam senang ataupun susah,dalam kaya ataupun papa) hatinya senantiasa digantungkan ke mesjid (memakmurkannya) dan ia tidak pernah memaki kedua orangtuanya (tidak pernah melakukan hal-hal yang dapat menyakiti hati kedua orang tuanya, baik ucapan atau perbuatan serta senantiasa menuruti perintahnya terhadap sesuatu yang diperbolehkan oleh syara’).
No comments:
Post a Comment