Bismillah Hirrohman Nirrohiim.
Artinya: Segala puja dan puji adalah bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kalimat ini tak terbantahkan. Keyakinana total yang tentunya tanpa kata tapi oleh akal, apatah lagi ilmu pengetahuan manusia yang hanya berbanding setetes dengan samudra di lautan. Tak berbanding apapun denganNya. Bagaimanakah kita harus menjelaskan sebuah eksistensi asas akan keIlahian.
Tersebutlah ungkapan, "segala yang baik datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari diriku". Kerap kali kita mendengar kalimat penutup khotbah, kultum, penjelasan guru atau pidato. Pertanyaan sederhana dalam hati adalah seberapa esar appresiasi (penghargaan) kita terhadap kalimat ini. Sengaja kami ambil kata apprecite (penghargaan) disini (understand, comprehend and appreciate) yang nantinya akan berhubungan dalam pembelajaran dasar adalah Iman, Islam dan Ihsan. Konteks kesatuan dalam tiga aspek yang pernah diujar oleh Malaikat Jibril kepada Junjungan Rosulullah saw.
Apakah hubungannya dengan syurga? Tentunya, ada. Amal ibadah selama di alam dunia tentunya mendapat ganjaran, baik tampak atau tak tampak oleh kasat mata, besar dan kecil, atau jauh dan dekat tentunya mendapat reward (balasan/pengharagaan) dari Allah SWT. Bagi sebagian orang tujuan akhirnya adalah syurga. Sedang bagi para sufi mereka ingin memandang Allah. Tak ada pertentangan dari kedua ini. Kedua tujuan ini saling mengikat dan sebagai pembeda kedekatan dengan Allah Jalla Jalaaluh. Ada pula sebagian mereka mengarahkannya hanya dengan melihat Allah Jalla Jalaaluh berikhtiar keras untuk membersihkan hati. Hati yang menjadi motif seseorang dalam bertindak. Tak ada masalah disini mana tujuan anda. Karena semua itu hanya Lillah Billah dan Fillah karena ilmu, doa, dan hidayah akan berbanding lurus dan sejalan pada aplikasinya.
Syurga adalah hak prerogatif Sang Pembuat. Yes or No masuk kedalamnya adalah kekuasaan Nya semata. Boleh saja kita disegani dan dipuja puji orang sekantor dan sedusun, tapi Allah tetaplah the Highest Judge yang akan mengadili Manusia dan Jin pada akhirnya untuk masuk ke dalam Rumah Keabadian "Syurga".
Marilah kita renungkan apa yang telah diisyaratkan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadits riwayat oleh Aisyah ra. (semoga Allah menambah keberkahan beliau). "Tidak ada orang yang masuk syurga karena perbuatannya sendiri." Beliau ditanya, "Apakah engkau juga tidak wahai Nabi Allah?" Beliau menjawab, "Ya, walaupun aku sendiri, kecuali jika Allah melimpahkan Rahmat Nya kepadaku."
Dengan kata lain, jika dapat melaksanakan perintah Allah, dan dapat melakukan kebaikan dan mampu menjauhkan dari perbuatan-perbuatan haram, kembalikanlah dan berserah diri kepada Allah "Penguasa Segala Ciptaan" yang telah menjadikan kamu untuk dapat berbuat demikian. Dia akan melindungi kamu dari dosa dan noda serta menambahkan kebaikan kepadamu hanya dengan belas kasihanNya. Nya pula yang memelihara dirimu dari kesalahan dengan berbagai caraNya yang unik dan tak disangka sedikitpun.
Berbaik sangkalah dengan Allah dalam segala ihwal yang kau alami.
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika engkau bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Menysukuri lagi Maha Mengetahui. QS. 4:147)
Apa yang dapat dilakukan oleh air bah Tsunami dan Tambora terhadap orang yang bersyukur lagi beriman. Makluk yang bernama air tetaplah hamba Allah dan dalam perintah Nya. Iman (ku, nya, mereka) dapat mematikan api neraka yang buas dan kejam. Karena tiap keimanan akan naik kelas dengan ujian malapetaka dan bencana. Barang siapa yang sabar dan berprasangka baik terhadapKu, maka Ku angkat naik mereka.
"Kami, para Nabi adalah golongan yang paling banyak diuji, sedangkan yang lainnya adalah sesuai dengan taraf mereka."
Inilah proses pembersihan keinginan, hasrat, impian yang bersarang di hati. Timbullah semangat untuk mengenal Al-Haq. Tahapan demi tahapan. Kadang harus turun lagi untuk memahami Ayat Fatihah sebagai Umum Kitab.
Tak dipungkiri mereka telah membacanya puluhan ribu kali sedari kecil. Sebuah proses pencarian panjang dan berliku-batud demi tercapainya akan Nya. Pengabdian tulus akan Allah saja lewat pencarian-pencarian dan keasyikan berbisik dengan Nya, tenggelam dalam kehendak Nya. Itulah sebuah keberkahan.
Hatinya akan dipenuhi hakekat tauhid dan rahasia-rahasia Allah yang gaib lalu orang itupun semangkin dekat dengan Allah Tuhan Semesta Alam.
Tak dipungkiri mereka telah membacanya puluhan ribu kali sedari kecil. Sebuah proses pencarian panjang dan berliku-batud demi tercapainya akan Nya. Pengabdian tulus akan Allah saja lewat pencarian-pencarian dan keasyikan berbisik dengan Nya, tenggelam dalam kehendak Nya. Itulah sebuah keberkahan.
Hatinya akan dipenuhi hakekat tauhid dan rahasia-rahasia Allah yang gaib lalu orang itupun semangkin dekat dengan Allah Tuhan Semesta Alam.
Hati ibarat rumah dan rumah itu tidak boleh dihuni oleh dua, tiga, empat akan ihwal duniawi. melainkan hanya layak dihuni oleh yang AHAD, yaitu Allah Jalla Jalaaluh.
Artikel Terkait:
Hikmah
- Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar
- Mengadu kepada Allah
- Roh Sejati dalam Dunia Orang Lalai
- Doa Keluar Rumah dan Hikmahnya
- Piri Reis Pembuat Peta Akurat
- Al Hallaj - Apakah Realitas?
- 10 Wanita Islam yang Menginspirasi Dunia
- Perkembangan Islam di Korea - Abad 19-20
- Muslim Sejati Tidak Harus Meninggalkan Sunni dan Tidak Harus Masuk Syiah
- Sunni dan Syiah di Tempat kerja
- Apakah Sabar Ada Batasnya ?
- Sepuluh Kiat Sukses Aisyah r.a Dalam Bergaul
- Tasawuf Antara Dipuji dan Dihujat (Part 2)
- Tassawuf Antara Dipuji dan Dihujat (Part 1)
- Foto Mesjid Raya Singkawang Dari Masa ke Masa
- Islam Agama Tercepat di Amerika dan Inggris
- Jerman Sahkan UU Praktik Sunat
- Ingin Jadi Pelayan Quran: Syaikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
- Neraka Versi Yunani: Tempat Tinggal Hades, Dewa Kematian
- Virus-Virus Perusak Hati Manusia
- Ghibah yang di Perbolehkan
- Mengenal Islam di Jepang (Part 1)
- Berita Tentang Cap Kenabian Rosulullah saw
- Kebiasaan Rosulullah SAW : Mengerjakan Pekerjaan Rumah
- Kesalehan Uwais Al Qarni
Tauhid
- Wasiat Syeikh Asy Syadzilli: Perjalanan Dunia (Bab. 2)
- Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar
- Roh Sejati dalam Dunia Orang Lalai
- Hijab Nya Atas Kamu
- Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)
- Wasiat Syeikh Abu Hasan Asy Syadzili tentang Kesibukan Dunia
- Al Hallaj - Apakah Realitas?
- Wasiat Syeikh Abdul Qadir Jailani Sabar akan Takdir (wasiat 1)
- Wasiat Syeikh Abdul Qadir Jailani: Wasiat 1
- Apakah Sabar Ada Batasnya ?
- Pemberian Nama Pada Barang-Barang Rosulullah
- Sepuluh Kiat Sukses Aisyah r.a Dalam Bergaul
- Foto Mesjid Raya Singkawang Dari Masa ke Masa
- Virus-Virus Perusak Hati Manusia
- Berita Tentang Cap Kenabian Rosulullah saw
- Kebiasaan Rosulullah SAW : Mengerjakan Pekerjaan Rumah
- Foto Bagus Mesjid Hasil Perlombaan Fotografer Dunia
- Kesalehan Uwais Al Qarni
- Warga Skotlandia Demo Islamofobia
- Dialog Aku dan Tuhan
- Aku dan Negara
- Fakta dibalik Film Innocence of Muslims + fotonya
- Siapa Sam Bacile ? Sutradara film Innocence of Muslims
- Al Hallaj : "Aku Adalah"
- Al Mawardi Pencetus Politik Islam
Tasawwuf
- Wasiat Syeikh Asy Syadzilli: Perjalanan Dunia (Bab. 2)
- Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar
- Roh Sejati dalam Dunia Orang Lalai
- Hijab Nya Atas Kamu
- Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)
- Wasiat Syeikh Abu Hasan Asy Syadzili tentang Kesibukan Dunia
- Al Hallaj - Apakah Realitas?
- Al Hallaj : 40 Maqam Spiritual Sang Pencari (Salik)
- Wasiat Syeikh Abdul Qadir Jailani Sabar akan Takdir (wasiat 1)
- Wasiat Syeikh Abdul Qadir Jailani: Wasiat 1
- Pemberian Nama Pada Barang-Barang Rosulullah
- Sepuluh Kiat Sukses Aisyah r.a Dalam Bergaul
- Tasawuf Antara Dipuji dan Dihujat (Part 2)
- Tassawuf Antara Dipuji dan Dihujat (Part 1)
- Doa Ketika Sakit dengan : Kebiasaan Rosulullah SAW
- Virus-Virus Perusak Hati Manusia
- Berita Tentang Cap Kenabian Rosulullah saw
- Foto Bagus Mesjid Hasil Perlombaan Fotografer Dunia
- Kesalehan Uwais Al Qarni
- Warga Skotlandia Demo Islamofobia
- Dialog Aku dan Tuhan
- Aku dan Negara
- Siapa Sam Bacile ? Sutradara film Innocence of Muslims
- Al Hallaj : "Aku Adalah"
- Al Mawardi Pencetus Politik Islam
No comments:
Post a Comment