Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Sunday, 28 August 2011

Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang (2)

Marilah kita simak kisah dengan hikmah yang mendalam kisah dari Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang pertama. 
Sebelumnya mari kita ingat sedikit apa yang telah terjadi. Ayahanda yang kaya raya itu ternyata menitipkan wasiat aneh kepada sang anak, agak ia dipakaiakan kaos kaki yang selalu dipakainya sehari-hari. Lalu bagamana kisah penguburan itu....marilah kita simak kisah lanjutan yang di tulis oleh Syaikh Mozaffer Ozak Al Jerrahi.


Ajaran Ujian dari Syeikh Abdul Qadir Jailani

Sei Duri afternoon view
Manakala seorang hamba Allah diuji oleh Allah, maka mula-mula is akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkannya itu.
Jika tidak brehasil, maka ia meminta pertolongan kepada orang-orang disekitarnya hingga sang presiden/raja,para penguasa ataulah para hartawan, ataupun jika ia sakit maka ia meminta pertolongan kepada dokter atau dukun.

Wednesday, 24 August 2011

Antara Angan dan Kehampaan?

Angan-angan tak jauh beda dengan hayalan. Hayalan beda-beda tipis dengan harapan. Tiap yang berakal mestilah mengalami hal ini. Akal yang hanya berisi ruang hampa udara di atas tengkuk agak keatas menciptakan sebuah sensasi yang kita sebut dengan angan-angan. Kenyataan selanjutnya adalah dimana yang bernama manusia ada kalanya berhayal, berangan, terduduk di kursi belakang rumah menerawang. Sorot mata kadang meredup bertanda sedih akan apa yang bakal terjadi. Sering pula sorot mata itu berbinar terang bernada senang.

Senyum Rosulullah di Bulan Puasa (Al Baqarah 187)

Rosulullah Shallahu alaihi wa Sallam akan tersenyum jika mendengar para sahabat berijtihad dalam suatu hukum, lalu dia salah dalam ijtihadnya, sehingga karena ijtihadnya itu pun dia membebani dirinya dengan amal tertentu. Beliau tersenyum saat mendengar yang seperti itu, lalu memberitahukan kepada sahabat tersebut mana yang benar yang tidak diketahuinya sebelumnya.

Saturday, 20 August 2011

Prinsip Tassawuf Abu Hasan Asysyadzili ra.

Tak ada yang meragukan kesalehan beliau. Tak ada yang meragukan kedalaman ilmu beliau. Walau berstatus cicit dari Nabi Muhammad, beliau sangatlah haus dalam mencari ilmu.

Perantauan  panjang sering beliau lakukan hanya untuk mencari keberadaan Al Haq.
Limpahan kekayaan dan kunci dunia tak membuat beliau buta akannya.

Ada baiknya kita simak sekelumit pesan-pesan beliau untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.

Thursday, 18 August 2011

Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang

Kali ini ceritasufi (CS) ingin berbagi tentang sebuah kisah yang tak sengaja di dapat dari sebuah buku kecil karangan Al Jerahi (terjemahan). Buku kecil sekelas saku ini CS dapatkan dari referensi belakang dari buku serial pesan-pesan Abdul Qadir Jailani. Semoga menjadi pesan yang baik buat CS dan Handai Taulan sekalian. Amin.

Semua makhluk akan mati. Semua yang ada di alam pasti berbatas. Ungkapan ini terasa umum sekali ditelinga.  Apakah kita mengenalnya dengan baik kata akan kematian? Mengapa dada kita masih biasa-biasa saja ketika kata kematian ini disebutkan?

Wednesday, 17 August 2011

Meresapi kepedihan

al hallaj (shams al qulob)
kikiya.web.com
Sedih-senang, tawa-canda, cepat-lambat adalah dua sisi mata uang yang mesti di rasakan. Panjang dan pendek dalam menjalani kehidupan adalah pengakuan takdir kita atas kekuasaan Allah Jalla Jalaaluh. Tak ada manusia yang ingin miskin! Tidak ada manusia yang ingin kalah, bodoh, terluka atau apalah itu namanya! maka timbullah pertanyaan, mengapa Allah ciptakan kesedihan? Mengapa harus terjadi padaku, anak, istri, pangkat, rumah dsb?

Uraian ini sungguhlah panjang dan tak kita uraikan satu persatu disini. Bolehlah kiranya kita hanya melihat cerita disebalik cerita, pesan himah dibaliknya dan sekelumit Ihsannya muslim dalam memahami sebuah kepedihan. Semoga Allah melimpahkan kemudahn dalam pemahaman buat aku dan kamu semua...amin.

Seharusnya ringan terasa kepedihan bala yang menimpamu karena engkau mengetahui bahwa Allah saw yang menguji padamu, maka Tuhan menyampaikan kepadamu takdir itu. Dia pula

Thursday, 11 August 2011

Kepasrahan Pada Kehendak Kematian

Illustration: kikiya.web.com

Kembalilah kepada Allah sekarang juga; pasrahlah kepadaNya…Carilah kedamaian di dunia ini dan di akhirat nanti… Kedamaian datang kepada mereka yang benar-benar salih… Orang-orang kafir, durjana dan durhaka tidak akan menemukan kedamaian…Alam dunia persinggahan menjadi pertaruhan. Taruhan dosa dan pahala. Taruhan keringat amal dan kesalihan diri.

Kesalihan bukanlah tanpa kesalahan. Kesalihan bukanlah grafik naik yang butuh keteguhan dan kekerasan niat dan usaha. Bahwa hati seorang mukmin bagai air yang mengelegak dalam panci didihan. Ikhtiarlah diawali Bismillahir rohman nirrohim dengan langkah kaki kanan untuk menemuiNya di ruang kantor atau tanah lapang.

Citarasa Kematian

Illustration: kikiya.web.com

Sebagaiaman madu terasa pahit bagi orang yang sakit, kematian bakal sangat “pahit” bagi yang tertimpa penyakit kekufuran, dosa dan kemaksiatan. Lain halnya mukmin, kesalihan dalam beragama sempurna dan hati yang hanya dipenuhi kecintaan akan Nya, maka kematian menjadi keindahan dan suka cita yang tiada tara.

Renggutlah wahai Aku nya para Aku. Kau bawa kedamaian akan penantian, perjalanan yang rebah bediri tak sempurna. Berandai andai jadikan aku bulu pada seekor anjing. Tentramkan aku dengan bertemuMu. Mu- kusambut dengan helaan nafasMu. Nafas yang lebih sering alpa akan kebesaran dan kehambaan. Na'uzubillah pakaian kesombongan sering terpasang pada ruh dan jasad hamba. Padahal itu adalah pakaiamu Wahai Sang Raja Diraja. Usapan mu kusangkakan dengan prasangkaan bukan-bukan. Didikan cobaanMu kurasa kebencianMu.

Sunday, 7 August 2011

Tersenyum Rosul di Perang Tha'if

Islamaicwallpaper.com
Salah satu senyum Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang direkam oleh sahabat  Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu tatkala perang Thai'f berkecamuk. Bukan hanya senyuman yang beliau berikan, tapi kebesaran hati untuk menerima pendapat para sahabat dalam menentukan strategi perang (Muhammad adalah sosok manusia Nabi dan Rosul Allah, juga sebagai seorang presiden, pemimpin perang dan orang yang mengambil segala kebijakan dan beliau tak segan untuk menerima pendapat walau dari seorang badui sekalipun). 

Selisih pendapat bukanlah hal tabu bagi Rosulullah saw, sebaliknya Rosulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam menanggapinya dengan sangat santun, senyuman.

Friday, 5 August 2011

Senyum Rosulullah Shallahu Alaihi wa Sallam karena permintaan Araby, “Kami Teggelam

Rosulullah Shallahu Alaihi wa Sallam tersenyum karena ulah sebagian orang yang memintakan sesuatu kepada baginda.

Setelah permintaan mereka dipenuhi dengan jumlah yang melebihi dari yang mereka butuhkan. Araby itupun kebingungan berharap permintaan itu dihentikan.

Marilah kita simak Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khudzaimah, Baihaqy dan al Baqhaqy

Senyuman Terbagus yang Pernah Ada

Dari perilaku jahiliah hingga menjadi akhlakul karimah adalah tugas para Nabi dan Rosul dalam mendakwahi bangsa Arab. Begitulah dengan Nabi terakhir kekasih Allah Azza wa Jalla, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah merubah bangsa Arab menjadi bangsa beradab dan bermartabat madani pada zaman itu hingga sekarang.

Salah satu rumusan sederhana beliau dalam berdakwah adalah senyuman. Berdakwah dari rumah dan keluarga sendiri, berdakwah setiap hari, dan berdakwah dengan hati. Chain effect (efek berantai) pun hadir di mimik keseharian Rosulullah Shallahu alaihi wa sallam. Beliau tak pernah berlebihan dalam segala sesuatunya, begitupula dalam tertawa. Sungguh suatu yang sulit dilakoni manusia sekarang. Tak ada sesuatu di alam ini yang dapat membuatnya terbahak-bahak atau bahkan menangis tersedu-sedu.


Syetan Memenggal dan Rosulullahpun Tersenyum

Ketika sebagian sahabat bercerita kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang mimpi yang aneh-aneh yang mereka alami, maka beliaupun tersenyum. Terlebih lagi ketika ada seorang sahabat yang memeberitahukan bahwa mimpi buruk yang dialaminya itu di takwil benar-benar terjadi, karena orang yang bermimpi buruk itu menceritakannya kepada orang lain.

Iblis Muntah dan Rosulullah saw Tersenyum

Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dapat melihat apa yang tidak bisa kita lihat, namun beliau menghabarkan apa yang dilihatnya itu kepada kita.

Suatu kali beliau melihat keadaan yang kontradiktif, sehingga membuat beliau tersenyum lalu menceritakan hal itu kepada kita. Kejadian itu berkaitan dengan diri syetan yang dilaknat Allah Azza wa Jalla tatkala ikut makan bersama seseorang yang tidak menyebut asma Allah memulai makannya.

Thursday, 4 August 2011

Senyum Rosulullah karena Sikap Manusia Yang Tidak Percaya Kadar Kekuasaan di Surga Sekalipun Amalnya Sedikit

Sahabat Nabi, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Suatu pagi Rosulullah saw shalat subuh, kemudian duduk. Ketika tiba waktu dhuha, beliau tersenyum.

Lalu orang-orang bertanya kepada Abu Bakar, "Apakah engkau tidak bertanya kepada Rosulullah saw, mengapa beliau berbuat seperti itu pada hari ini, padahal sebelumnya tidak pernah berbuat seperti itu?"

Maka Abu Bakar bertanya kepada Rosulullah saw, lalu beliau menjawab " Benar. Diperlihatkan kepadaku apa yang terjadi dari urusan dunia dan urusan akhirat..."Kemudian beliau menyebutkan hadits yang panjang tentang syafaat pada hari kiamat, hingga beliau bersabda, "Kemudian mereka mengeluarkan seorang laki-laki dari neraka. Allah Azza wa Jalla bertanya, "Apakah engkau pernah mengajarkan kebaikan walau sedikit pun?"

Wednesday, 3 August 2011

Ratu Para Wanita di Surga



 FATIMAH az-Zahra namanya, Ummu aniha (ibu dari ayahnya) sebutannya. Dia adalah anak keempat Rosulullah dari istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid. Seorang wanita yang penyabar, tumbuh dalam tempaan Rosullullah saw. Ia lahir berselang lima tahun dari tahun kenabian.


Sifat keibuan lagi penyabar menjadikan ia sebagai sosok yang berkarakter. Kokoh dan teguh dalam perjuangan kebenaran. Setelah Khadijah meninggal, Fatimah merasakan adanya tanggung jawab dan pengorbanan yang besar untuk membantu ayahandanya meniti dakwah. Ia mendampingi Rosulullah saw dan maju sebagai pengganti tugas-tugas sang Ibu. Itulah ia disebut Ummu Abiha (Ibu dari Ayahnya) (Lihat asadul ghabah VII/25)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang (2)

Marilah kita simak kisah dengan hikmah yang mendalam kisah dari Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang pertama. 
Sebelumnya mari kita ingat sedikit apa yang telah terjadi. Ayahanda yang kaya raya itu ternyata menitipkan wasiat aneh kepada sang anak, agak ia dipakaiakan kaos kaki yang selalu dipakainya sehari-hari. Lalu bagamana kisah penguburan itu....marilah kita simak kisah lanjutan yang di tulis oleh Syaikh Mozaffer Ozak Al Jerrahi.


Ajaran Ujian dari Syeikh Abdul Qadir Jailani

Sei Duri afternoon view
Manakala seorang hamba Allah diuji oleh Allah, maka mula-mula is akan melepaskan dirinya dari ujian atau cobaan yang menyusahkannya itu.
Jika tidak brehasil, maka ia meminta pertolongan kepada orang-orang disekitarnya hingga sang presiden/raja,para penguasa ataulah para hartawan, ataupun jika ia sakit maka ia meminta pertolongan kepada dokter atau dukun.

Antara Angan dan Kehampaan?

Angan-angan tak jauh beda dengan hayalan. Hayalan beda-beda tipis dengan harapan. Tiap yang berakal mestilah mengalami hal ini. Akal yang hanya berisi ruang hampa udara di atas tengkuk agak keatas menciptakan sebuah sensasi yang kita sebut dengan angan-angan. Kenyataan selanjutnya adalah dimana yang bernama manusia ada kalanya berhayal, berangan, terduduk di kursi belakang rumah menerawang. Sorot mata kadang meredup bertanda sedih akan apa yang bakal terjadi. Sering pula sorot mata itu berbinar terang bernada senang.

Senyum Rosulullah di Bulan Puasa (Al Baqarah 187)

Rosulullah Shallahu alaihi wa Sallam akan tersenyum jika mendengar para sahabat berijtihad dalam suatu hukum, lalu dia salah dalam ijtihadnya, sehingga karena ijtihadnya itu pun dia membebani dirinya dengan amal tertentu. Beliau tersenyum saat mendengar yang seperti itu, lalu memberitahukan kepada sahabat tersebut mana yang benar yang tidak diketahuinya sebelumnya.

Prinsip Tassawuf Abu Hasan Asysyadzili ra.

Tak ada yang meragukan kesalehan beliau. Tak ada yang meragukan kedalaman ilmu beliau. Walau berstatus cicit dari Nabi Muhammad, beliau sangatlah haus dalam mencari ilmu.

Perantauan  panjang sering beliau lakukan hanya untuk mencari keberadaan Al Haq.
Limpahan kekayaan dan kunci dunia tak membuat beliau buta akannya.

Ada baiknya kita simak sekelumit pesan-pesan beliau untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.

Dikubur dengan Kaos-Kaki Usang

Kali ini ceritasufi (CS) ingin berbagi tentang sebuah kisah yang tak sengaja di dapat dari sebuah buku kecil karangan Al Jerahi (terjemahan). Buku kecil sekelas saku ini CS dapatkan dari referensi belakang dari buku serial pesan-pesan Abdul Qadir Jailani. Semoga menjadi pesan yang baik buat CS dan Handai Taulan sekalian. Amin.

Semua makhluk akan mati. Semua yang ada di alam pasti berbatas. Ungkapan ini terasa umum sekali ditelinga.  Apakah kita mengenalnya dengan baik kata akan kematian? Mengapa dada kita masih biasa-biasa saja ketika kata kematian ini disebutkan?

Meresapi kepedihan

al hallaj (shams al qulob)
kikiya.web.com
Sedih-senang, tawa-canda, cepat-lambat adalah dua sisi mata uang yang mesti di rasakan. Panjang dan pendek dalam menjalani kehidupan adalah pengakuan takdir kita atas kekuasaan Allah Jalla Jalaaluh. Tak ada manusia yang ingin miskin! Tidak ada manusia yang ingin kalah, bodoh, terluka atau apalah itu namanya! maka timbullah pertanyaan, mengapa Allah ciptakan kesedihan? Mengapa harus terjadi padaku, anak, istri, pangkat, rumah dsb?

Uraian ini sungguhlah panjang dan tak kita uraikan satu persatu disini. Bolehlah kiranya kita hanya melihat cerita disebalik cerita, pesan himah dibaliknya dan sekelumit Ihsannya muslim dalam memahami sebuah kepedihan. Semoga Allah melimpahkan kemudahn dalam pemahaman buat aku dan kamu semua...amin.

Seharusnya ringan terasa kepedihan bala yang menimpamu karena engkau mengetahui bahwa Allah saw yang menguji padamu, maka Tuhan menyampaikan kepadamu takdir itu. Dia pula

Kepasrahan Pada Kehendak Kematian

Illustration: kikiya.web.com

Kembalilah kepada Allah sekarang juga; pasrahlah kepadaNya…Carilah kedamaian di dunia ini dan di akhirat nanti… Kedamaian datang kepada mereka yang benar-benar salih… Orang-orang kafir, durjana dan durhaka tidak akan menemukan kedamaian…Alam dunia persinggahan menjadi pertaruhan. Taruhan dosa dan pahala. Taruhan keringat amal dan kesalihan diri.

Kesalihan bukanlah tanpa kesalahan. Kesalihan bukanlah grafik naik yang butuh keteguhan dan kekerasan niat dan usaha. Bahwa hati seorang mukmin bagai air yang mengelegak dalam panci didihan. Ikhtiarlah diawali Bismillahir rohman nirrohim dengan langkah kaki kanan untuk menemuiNya di ruang kantor atau tanah lapang.

Citarasa Kematian

Illustration: kikiya.web.com

Sebagaiaman madu terasa pahit bagi orang yang sakit, kematian bakal sangat “pahit” bagi yang tertimpa penyakit kekufuran, dosa dan kemaksiatan. Lain halnya mukmin, kesalihan dalam beragama sempurna dan hati yang hanya dipenuhi kecintaan akan Nya, maka kematian menjadi keindahan dan suka cita yang tiada tara.

Renggutlah wahai Aku nya para Aku. Kau bawa kedamaian akan penantian, perjalanan yang rebah bediri tak sempurna. Berandai andai jadikan aku bulu pada seekor anjing. Tentramkan aku dengan bertemuMu. Mu- kusambut dengan helaan nafasMu. Nafas yang lebih sering alpa akan kebesaran dan kehambaan. Na'uzubillah pakaian kesombongan sering terpasang pada ruh dan jasad hamba. Padahal itu adalah pakaiamu Wahai Sang Raja Diraja. Usapan mu kusangkakan dengan prasangkaan bukan-bukan. Didikan cobaanMu kurasa kebencianMu.

Tersenyum Rosul di Perang Tha'if

Islamaicwallpaper.com
Salah satu senyum Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang direkam oleh sahabat  Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu tatkala perang Thai'f berkecamuk. Bukan hanya senyuman yang beliau berikan, tapi kebesaran hati untuk menerima pendapat para sahabat dalam menentukan strategi perang (Muhammad adalah sosok manusia Nabi dan Rosul Allah, juga sebagai seorang presiden, pemimpin perang dan orang yang mengambil segala kebijakan dan beliau tak segan untuk menerima pendapat walau dari seorang badui sekalipun). 

Selisih pendapat bukanlah hal tabu bagi Rosulullah saw, sebaliknya Rosulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam menanggapinya dengan sangat santun, senyuman.

Senyum Rosulullah Shallahu Alaihi wa Sallam karena permintaan Araby, “Kami Teggelam

Rosulullah Shallahu Alaihi wa Sallam tersenyum karena ulah sebagian orang yang memintakan sesuatu kepada baginda.

Setelah permintaan mereka dipenuhi dengan jumlah yang melebihi dari yang mereka butuhkan. Araby itupun kebingungan berharap permintaan itu dihentikan.

Marilah kita simak Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khudzaimah, Baihaqy dan al Baqhaqy

Senyuman Terbagus yang Pernah Ada

Dari perilaku jahiliah hingga menjadi akhlakul karimah adalah tugas para Nabi dan Rosul dalam mendakwahi bangsa Arab. Begitulah dengan Nabi terakhir kekasih Allah Azza wa Jalla, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang telah merubah bangsa Arab menjadi bangsa beradab dan bermartabat madani pada zaman itu hingga sekarang.

Salah satu rumusan sederhana beliau dalam berdakwah adalah senyuman. Berdakwah dari rumah dan keluarga sendiri, berdakwah setiap hari, dan berdakwah dengan hati. Chain effect (efek berantai) pun hadir di mimik keseharian Rosulullah Shallahu alaihi wa sallam. Beliau tak pernah berlebihan dalam segala sesuatunya, begitupula dalam tertawa. Sungguh suatu yang sulit dilakoni manusia sekarang. Tak ada sesuatu di alam ini yang dapat membuatnya terbahak-bahak atau bahkan menangis tersedu-sedu.


Syetan Memenggal dan Rosulullahpun Tersenyum

Ketika sebagian sahabat bercerita kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang mimpi yang aneh-aneh yang mereka alami, maka beliaupun tersenyum. Terlebih lagi ketika ada seorang sahabat yang memeberitahukan bahwa mimpi buruk yang dialaminya itu di takwil benar-benar terjadi, karena orang yang bermimpi buruk itu menceritakannya kepada orang lain.

Iblis Muntah dan Rosulullah saw Tersenyum

Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dapat melihat apa yang tidak bisa kita lihat, namun beliau menghabarkan apa yang dilihatnya itu kepada kita.

Suatu kali beliau melihat keadaan yang kontradiktif, sehingga membuat beliau tersenyum lalu menceritakan hal itu kepada kita. Kejadian itu berkaitan dengan diri syetan yang dilaknat Allah Azza wa Jalla tatkala ikut makan bersama seseorang yang tidak menyebut asma Allah memulai makannya.

Senyum Rosulullah karena Sikap Manusia Yang Tidak Percaya Kadar Kekuasaan di Surga Sekalipun Amalnya Sedikit

Sahabat Nabi, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, dia berkata, "Suatu pagi Rosulullah saw shalat subuh, kemudian duduk. Ketika tiba waktu dhuha, beliau tersenyum.

Lalu orang-orang bertanya kepada Abu Bakar, "Apakah engkau tidak bertanya kepada Rosulullah saw, mengapa beliau berbuat seperti itu pada hari ini, padahal sebelumnya tidak pernah berbuat seperti itu?"

Maka Abu Bakar bertanya kepada Rosulullah saw, lalu beliau menjawab " Benar. Diperlihatkan kepadaku apa yang terjadi dari urusan dunia dan urusan akhirat..."Kemudian beliau menyebutkan hadits yang panjang tentang syafaat pada hari kiamat, hingga beliau bersabda, "Kemudian mereka mengeluarkan seorang laki-laki dari neraka. Allah Azza wa Jalla bertanya, "Apakah engkau pernah mengajarkan kebaikan walau sedikit pun?"

Ratu Para Wanita di Surga



 FATIMAH az-Zahra namanya, Ummu aniha (ibu dari ayahnya) sebutannya. Dia adalah anak keempat Rosulullah dari istri pertamanya, Khadijah binti Khuwailid. Seorang wanita yang penyabar, tumbuh dalam tempaan Rosullullah saw. Ia lahir berselang lima tahun dari tahun kenabian.


Sifat keibuan lagi penyabar menjadikan ia sebagai sosok yang berkarakter. Kokoh dan teguh dalam perjuangan kebenaran. Setelah Khadijah meninggal, Fatimah merasakan adanya tanggung jawab dan pengorbanan yang besar untuk membantu ayahandanya meniti dakwah. Ia mendampingi Rosulullah saw dan maju sebagai pengganti tugas-tugas sang Ibu. Itulah ia disebut Ummu Abiha (Ibu dari Ayahnya) (Lihat asadul ghabah VII/25)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews