Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Friday, 10 February 2012

Bagaimana Sufi Melihat Allah (meluruskan pemahaman ku)

Semoga Allah melimpahkan Ampunan Nya selalu di hari Jumat, terbukanya pintu-pintu langit dan terijabahnya doa para pecinta Allah Jalla Jalaaluh. Berbaris malaikat menyambut segala hajat anak Adam. Sebagian doa di titipkan di langit-langit dan sebagian langsung menuju kehadirat Nya.

Nya yang mengajarkan serba serbi penyebutan benda ciptaan kepada ku dan handai-taulan  lewat bapak segala Manusia Adam as (Al Baqarah 31), menyiratkan keimanan hakiki yang telah tertanam dalam qalbu manusia. Belum lagi penciptaan God Spot di otak adalah sekutip bukti bahwa manusia berada dalam genggaman Nya dan sepenuh Nya. 


Makhluk Allah, yang diberi nama nafsu mendorong pencarian akan kehadirat Nya. Pencaharian yang panjang.  Sungguh terasa panjang bagi para pencari ESENSI dari ESENSI.

Dengarlah seruan para sufi bagaimana mereka melihat sebuah hakikat, esensi dari esensi, Nur 'alanNur.

Dia lah yang lahir dan Dialah Yang Batin, hua Dhzahir wal Bathin.

Yang lahir adalah pekerjaaannya dan Yang Batin adalah zatNya....Dan tidak dikatakan bahwa Dia adalah apa yang di nyatakan. Dan Keliru pula bahwa Nya adalah himpunan anatara Yang Nyata dengan apa yang dinyatakan. Karena pengertian demikian akan mengurung Dia dalam segala bentuk gambaran-gambaran yang bersifat kebendaan. Dan Nya bukanlah bersifat benda alam semesta  dan jelas sangat mustahil demikian.

Mustahil Nya dapat dikurung oleh segala yang terjangkau oleh penglihatan mata; Mustahil pula kalau Allah itu dapat dihitung oleh bilangan-bilangan dan pecahan-pecahan.

Dan apabila terdengar dari seorang lisan sufi-muslim yang menyatakan bahwa dia "melihat Allah" (Ru 'Yatullahi), ketahuilah bahwa yang dimaksud bukan penglihatan mata yang ada dimeranakelopaknya, melainkan penglihatan akal yang berada di hati nuraninya, penglihatan rasa....perasaan terhadap Kehadirat Ilahiyat, perasaan kerinduan yang merana, kecintaan yang lekat, tiadalah daya untuk merentangnya dan tidaklah sanggup kami menguraikan kata-kata dan ibarat.

Sekalipun rasa yang demikian menjalar ke seluruh tubuh dari mercu kepala (ubun-ubun) hingga telapak kaki tumit kaki, Penglihatan hikmat kebijaksanaan yang amal tinggi dari aneka ragam gerak-gerik segala peristiwa.

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Bagaimana Sufi Melihat Allah (meluruskan pemahaman ku)

Semoga Allah melimpahkan Ampunan Nya selalu di hari Jumat, terbukanya pintu-pintu langit dan terijabahnya doa para pecinta Allah Jalla Jalaaluh. Berbaris malaikat menyambut segala hajat anak Adam. Sebagian doa di titipkan di langit-langit dan sebagian langsung menuju kehadirat Nya.

Nya yang mengajarkan serba serbi penyebutan benda ciptaan kepada ku dan handai-taulan  lewat bapak segala Manusia Adam as (Al Baqarah 31), menyiratkan keimanan hakiki yang telah tertanam dalam qalbu manusia. Belum lagi penciptaan God Spot di otak adalah sekutip bukti bahwa manusia berada dalam genggaman Nya dan sepenuh Nya. 


Makhluk Allah, yang diberi nama nafsu mendorong pencarian akan kehadirat Nya. Pencaharian yang panjang.  Sungguh terasa panjang bagi para pencari ESENSI dari ESENSI.

Dengarlah seruan para sufi bagaimana mereka melihat sebuah hakikat, esensi dari esensi, Nur 'alanNur.

Dia lah yang lahir dan Dialah Yang Batin, hua Dhzahir wal Bathin.

Yang lahir adalah pekerjaaannya dan Yang Batin adalah zatNya....Dan tidak dikatakan bahwa Dia adalah apa yang di nyatakan. Dan Keliru pula bahwa Nya adalah himpunan anatara Yang Nyata dengan apa yang dinyatakan. Karena pengertian demikian akan mengurung Dia dalam segala bentuk gambaran-gambaran yang bersifat kebendaan. Dan Nya bukanlah bersifat benda alam semesta  dan jelas sangat mustahil demikian.

Mustahil Nya dapat dikurung oleh segala yang terjangkau oleh penglihatan mata; Mustahil pula kalau Allah itu dapat dihitung oleh bilangan-bilangan dan pecahan-pecahan.

Dan apabila terdengar dari seorang lisan sufi-muslim yang menyatakan bahwa dia "melihat Allah" (Ru 'Yatullahi), ketahuilah bahwa yang dimaksud bukan penglihatan mata yang ada dimeranakelopaknya, melainkan penglihatan akal yang berada di hati nuraninya, penglihatan rasa....perasaan terhadap Kehadirat Ilahiyat, perasaan kerinduan yang merana, kecintaan yang lekat, tiadalah daya untuk merentangnya dan tidaklah sanggup kami menguraikan kata-kata dan ibarat.

Sekalipun rasa yang demikian menjalar ke seluruh tubuh dari mercu kepala (ubun-ubun) hingga telapak kaki tumit kaki, Penglihatan hikmat kebijaksanaan yang amal tinggi dari aneka ragam gerak-gerik segala peristiwa.

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews