Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Wednesday, 11 January 2012

Al Hallaj-Munajat Kerinduan (Simbol Kebersatuan)-Qasida 1.

Illustration
"Al Hallaj Dalam Munajat Kerinduan Saat Ziarah di Pintu Masuk Tanah Suci (Simbol Kebersatuan)" 

Qasida 1.



INI aku datang, duhai Rahasiaku,
Curahan Hatiku!


Ini aku datang, duhai Tujuan dan Arah Hidupku!

Aku memanggilMu..., ah tidak ! tapi Engkau memanggil pada diriMu sendiri!

Lalu bagaimana aku akan berseru, "Hanya Engkaulah!" sedang Engkau berbisik padaku, " Inilah Aku"

Duhai Engkau, inti dari keberadaanku, duhai Engkau, serpihan-seerpihan hasratku,

Duhai Engkau, sumber kekuatanku,

Engkau keutamaanku, yang senantiasa tersembunyi dalam gumamanku!

Duhai totaqlitas dari seluruh totalitasku,

Engkaulah pendengaran dan penglihatanku, Duhai totalitasku, persatuan dan serpihanku, Duhai totalitas dari totalitas, adalah sebuah misteri,

Dan inilah totalitas dari totalitasMu, aku kabur denagn apa yang engkau hendak kuungkapkan!

 Duihai Engkau, tempatku bergantung, diriku tenggelam dalam ekstase,
Dan Engkau datang menjadi penebus atas duka nestapaku!

Aku menangisi hukumanku yang tidak ditampung oleh tanah kelahiranku melalui kepatuhan,
Dan musuh-musuhku mengantarkan rintihanku,

Duhai kekasihku, mendekatlah padaku, menepis kekhawatiranku yang menggigil dalam hasrat yang menghujam di lubuk hati,

Duhai Kekasih, apa yang harus kulakukan, saat penyakitku menjemukan dokter-dokterku,

Mengajak mereka berkata, "sembuhkanlah dirimu melalui Dia"

Tapi aku berkata, bagaimana menyembuhkan penyakit dengan penyakit?

Karena cintaku padaMu telah mengikis dan membakar,

Bagaimana aku kan mengadu pada Raja Dirajaku?

Sepintas aku merasakannya, dan jiwaku mengenalnya,

Tapi tak satupun yang mampu mengungkapkannya hanya dalam sekejap mata,

Sayang! akulah justru yang menjadi penyebab kemalanganku!

Layaknya tuibuh yang tenggelam, dan hanya jari-jarinya yang terapung, meminta pertolongan di tengah samudera lepas,

Tak seorangpun tahu apa yang menimpaku, kecuali Dia yang melebur dalam jiwaku,

Dia berkata, betapa malang nasib yang menimpaku, dan diatas kehendakNya aku mati atau hidup kembali!

Duhai Engkau muara doa dan harapanku, duhai Tuan Rumnahku,

Duhai Engkau semangat hidupku, duhai rahasia keyakunanku, dan aku mnenjadi bagian di dalamnya,

Katakan kepadaku, " Aku teklah menebus Mu", duhai pendengaranku!

Duhai engkau penglihatanku! sampai habis masa pengasinganku..., o, betapa lama!

Meskipun Kau bersembunyi dari dua mataku, jiwaku terjaga dalam nafas Mu dari kejauhan.

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Al Hallaj-Munajat Kerinduan (Simbol Kebersatuan)-Qasida 1.

Illustration
"Al Hallaj Dalam Munajat Kerinduan Saat Ziarah di Pintu Masuk Tanah Suci (Simbol Kebersatuan)" 

Qasida 1.



INI aku datang, duhai Rahasiaku,
Curahan Hatiku!


Ini aku datang, duhai Tujuan dan Arah Hidupku!

Aku memanggilMu..., ah tidak ! tapi Engkau memanggil pada diriMu sendiri!

Lalu bagaimana aku akan berseru, "Hanya Engkaulah!" sedang Engkau berbisik padaku, " Inilah Aku"

Duhai Engkau, inti dari keberadaanku, duhai Engkau, serpihan-seerpihan hasratku,

Duhai Engkau, sumber kekuatanku,

Engkau keutamaanku, yang senantiasa tersembunyi dalam gumamanku!

Duhai totaqlitas dari seluruh totalitasku,

Engkaulah pendengaran dan penglihatanku, Duhai totalitasku, persatuan dan serpihanku, Duhai totalitas dari totalitas, adalah sebuah misteri,

Dan inilah totalitas dari totalitasMu, aku kabur denagn apa yang engkau hendak kuungkapkan!

 Duihai Engkau, tempatku bergantung, diriku tenggelam dalam ekstase,
Dan Engkau datang menjadi penebus atas duka nestapaku!

Aku menangisi hukumanku yang tidak ditampung oleh tanah kelahiranku melalui kepatuhan,
Dan musuh-musuhku mengantarkan rintihanku,

Duhai kekasihku, mendekatlah padaku, menepis kekhawatiranku yang menggigil dalam hasrat yang menghujam di lubuk hati,

Duhai Kekasih, apa yang harus kulakukan, saat penyakitku menjemukan dokter-dokterku,

Mengajak mereka berkata, "sembuhkanlah dirimu melalui Dia"

Tapi aku berkata, bagaimana menyembuhkan penyakit dengan penyakit?

Karena cintaku padaMu telah mengikis dan membakar,

Bagaimana aku kan mengadu pada Raja Dirajaku?

Sepintas aku merasakannya, dan jiwaku mengenalnya,

Tapi tak satupun yang mampu mengungkapkannya hanya dalam sekejap mata,

Sayang! akulah justru yang menjadi penyebab kemalanganku!

Layaknya tuibuh yang tenggelam, dan hanya jari-jarinya yang terapung, meminta pertolongan di tengah samudera lepas,

Tak seorangpun tahu apa yang menimpaku, kecuali Dia yang melebur dalam jiwaku,

Dia berkata, betapa malang nasib yang menimpaku, dan diatas kehendakNya aku mati atau hidup kembali!

Duhai Engkau muara doa dan harapanku, duhai Tuan Rumnahku,

Duhai Engkau semangat hidupku, duhai rahasia keyakunanku, dan aku mnenjadi bagian di dalamnya,

Katakan kepadaku, " Aku teklah menebus Mu", duhai pendengaranku!

Duhai engkau penglihatanku! sampai habis masa pengasinganku..., o, betapa lama!

Meskipun Kau bersembunyi dari dua mataku, jiwaku terjaga dalam nafas Mu dari kejauhan.

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews