Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Thursday, 19 January 2012

Tiga Strata di Afganistan


Berkecamuknya Afganistan masih menyisakan kerusakan dalam tatanan hidup di Afganistan. Mari kita simak apa pendapat Taheera Nassrat, seorang akunting yang jatuh cinta dalam dunia tulisan blogger wanita, mengutarakan perasaannya tentang negaranya Afganistan.
Masyarakat Kelas Atas: Masyarakat dalam katagori ini adalah golongan terkaya di Afgan. Mereka memegang posisi di pemerintahan dan luar negeri. Langit adalah batas mereka "Sky is the limit for them". Mereka adalah orang-orang yang egois dan tak pernah mau tau bagaimana lingkungan mereka tinggal. Mereka haus akan kesuksesan, mencari uang dan keuntungan untuk kekayaan diri. Selalu ingin menjadi pemenang dan dapat menempati posisi tertinggi dalam masyarakat Afganistan. Secara pribadi mereka tidak begitu peduli tentang pemerintah, lingkungan dan selalu mencari keuntungan dengan perjanjiannya. Akhirnya mereka tak memiliki waktu buat orang lain kecuali keluarga mereka.

 


Masyarakat Menengah: Berpenghasilan menengah dengan pola sebagai seorang pekerja dan haus akan prestasi. Masyarakat dalam lingkup menengah banyak terlibat dalam bisnis pertokoan, restoran, dan hotel. Sebagian di UNs dan LSM atau posisi pemerintahan yang rendahan. Pandangan mereka selalu mengacu kepada Eropa dan Barat sebagai surganya dunia. Cendrung bertingkah aman, setia karena mereka berprinsip bahwa pemerintahlah yang menggaji anda, memberikan rumah, listrik secara gratis. Jika hendak memiliki mobil anda tinggal klik. Hasrat terbesar golongan ini bagaimana caranya meninggalkan Afganistan dengan cara apapun.


Masyarakat Kelas Bawah :  Mereka adalah pengemis jalanan yang mengemis untuk menyambung hidup. Tak ada akses makanan, air bersih, pakaian, dan rumah. Pikiran mereka hanya bagaimana mencari makan untuk bertahan hari ini. Hidup mereka penuh ancaman. Keseharian mereka selalu di hantui oleh mendapatkan makan pagi dan siang hari. Malamnya harus mencari tempat tidur dan makan malam dan pakaian dingin. Hanya satu kata, jangan sampai mati. Mereka membutuhkan bantuan, dukungan dan perhatian, sanyangnya mereka tetap melarat.


Dapatlah aku simpulkan bahwa Golongan Kelas Atas adalah orang yang memikirkan koceknya sendiri, kelas mengengah selalu berpikir untuk hijrah keluar Afganistan dan Masyarakat Kelas bawah berpikir tentang perutnya...
Pertanyaan di kepelaku adalah, Siapa yang serius memikirkan Afganistan?
Siapa yang peduli dengan masa depan Afganistan, infrastuktur dan perkembangannya?
Dan Siapa generasi selanjutnya yang akan membangun Afganistan untuk menjadi negara maju ?
Silakan jawab pertanyaan saya jika anda mempunyai solusi untuk ini !

Itulah sedikit kisah seorang wanita Afgan yang khawatir akan kondisi negaranya.
Bagaimana dengan kondisi sosial masyarakat kita? Apakah seperti masyarakat Afgan juga? Kalaupun ia, artinya pertanyaanku sama dengan Taheera Nassrat, manusia mana yang mau mengurus negara dengan baik dan jujur?

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Tiga Strata di Afganistan


Berkecamuknya Afganistan masih menyisakan kerusakan dalam tatanan hidup di Afganistan. Mari kita simak apa pendapat Taheera Nassrat, seorang akunting yang jatuh cinta dalam dunia tulisan blogger wanita, mengutarakan perasaannya tentang negaranya Afganistan.
Masyarakat Kelas Atas: Masyarakat dalam katagori ini adalah golongan terkaya di Afgan. Mereka memegang posisi di pemerintahan dan luar negeri. Langit adalah batas mereka "Sky is the limit for them". Mereka adalah orang-orang yang egois dan tak pernah mau tau bagaimana lingkungan mereka tinggal. Mereka haus akan kesuksesan, mencari uang dan keuntungan untuk kekayaan diri. Selalu ingin menjadi pemenang dan dapat menempati posisi tertinggi dalam masyarakat Afganistan. Secara pribadi mereka tidak begitu peduli tentang pemerintah, lingkungan dan selalu mencari keuntungan dengan perjanjiannya. Akhirnya mereka tak memiliki waktu buat orang lain kecuali keluarga mereka.

 


Masyarakat Menengah: Berpenghasilan menengah dengan pola sebagai seorang pekerja dan haus akan prestasi. Masyarakat dalam lingkup menengah banyak terlibat dalam bisnis pertokoan, restoran, dan hotel. Sebagian di UNs dan LSM atau posisi pemerintahan yang rendahan. Pandangan mereka selalu mengacu kepada Eropa dan Barat sebagai surganya dunia. Cendrung bertingkah aman, setia karena mereka berprinsip bahwa pemerintahlah yang menggaji anda, memberikan rumah, listrik secara gratis. Jika hendak memiliki mobil anda tinggal klik. Hasrat terbesar golongan ini bagaimana caranya meninggalkan Afganistan dengan cara apapun.


Masyarakat Kelas Bawah :  Mereka adalah pengemis jalanan yang mengemis untuk menyambung hidup. Tak ada akses makanan, air bersih, pakaian, dan rumah. Pikiran mereka hanya bagaimana mencari makan untuk bertahan hari ini. Hidup mereka penuh ancaman. Keseharian mereka selalu di hantui oleh mendapatkan makan pagi dan siang hari. Malamnya harus mencari tempat tidur dan makan malam dan pakaian dingin. Hanya satu kata, jangan sampai mati. Mereka membutuhkan bantuan, dukungan dan perhatian, sanyangnya mereka tetap melarat.


Dapatlah aku simpulkan bahwa Golongan Kelas Atas adalah orang yang memikirkan koceknya sendiri, kelas mengengah selalu berpikir untuk hijrah keluar Afganistan dan Masyarakat Kelas bawah berpikir tentang perutnya...
Pertanyaan di kepelaku adalah, Siapa yang serius memikirkan Afganistan?
Siapa yang peduli dengan masa depan Afganistan, infrastuktur dan perkembangannya?
Dan Siapa generasi selanjutnya yang akan membangun Afganistan untuk menjadi negara maju ?
Silakan jawab pertanyaan saya jika anda mempunyai solusi untuk ini !

Itulah sedikit kisah seorang wanita Afgan yang khawatir akan kondisi negaranya.
Bagaimana dengan kondisi sosial masyarakat kita? Apakah seperti masyarakat Afgan juga? Kalaupun ia, artinya pertanyaanku sama dengan Taheera Nassrat, manusia mana yang mau mengurus negara dengan baik dan jujur?

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews