Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Wednesday 6 June 2012

Pendidikan Berbasis Akhlak: Program Wagub Aceh Baru


Penguatan syariat Islam di Aceh akan berhasil jika didukung oleh pendidikan yang berbasis akhlak dan peran ini seyogyanya diambil oleh pihak akademisi dengan bekerjasama lembaga dayah (pesantren), terutama dalam penguatan agama, sosial, dan kemasyarakatan.


Demikian antara lain resume pemikiran dalamInternasional Round Table, yang bertajuk “Peran Ulama, Umara, dan Akademisi dalam Memperkuat Pendidikan di Aceh”, yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah, yang tengah memperingati hari jadinya yang ke-8 di kompleks Dayah MUDI Mesjid Raya, Samalanga, Bireuen.
Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakkir Manaf, yang menjadi salah satu peserta, mengatakan, pendidikan di Aceh harus berbasis akhlak sebagai penguatan akar akidah.



“Pemerintah Aceh yang baru berkomitmen untuk mendukung setiap langkah pengembangan potensi agama, sosial, dan kemasyarakatan. Kami siap memfasilitasi setiap bentuk kerjasama dengan semua unsur yang ada, baik domestik maupun antar negara,” ujar Muzakkir Manaf, dimuat laman Harian Aceh, Senin (4/6/2012).



Peserta Internasional Round Table tersebut diikuti unsur ulama, pemerintahan Aceh, akademisi, dan tokoh masyarakat dari tiga negara. Acara yang dipandu oleh Iskandar MA dari STAIN Malikussaleh tersebut, dihadiri Prof Dr Shabri Abd Majid dari Internasional Islamic University Malaysia (IIUM),  Dr Abdul Nasir (Universitar Syarif  Ali), Brunai Darussalam, dan Dr Muhammad Hidayat MBA (Dewan Syariah Nasinal), Dr H Ridwan Hasan M.Th (STAI Al-Aziziyah) yang mewakili Indoensia.



Sementara itu Ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk Muntasir SAg MAmengatakan, Internasional Round Table tersebut digelar dalam kaitan hari jadi dan wisuda sarjana angkatan ke-2 STAI Al-Aziziyah yang dipimpinnya itu.



“Dengan hasil pemikiran para tokoh dari berbagai unsur dari tiga negara jiran ini, kita harapkan bisa menjadi masukan terhadap berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” katanya.


Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Pendidikan Berbasis Akhlak: Program Wagub Aceh Baru


Penguatan syariat Islam di Aceh akan berhasil jika didukung oleh pendidikan yang berbasis akhlak dan peran ini seyogyanya diambil oleh pihak akademisi dengan bekerjasama lembaga dayah (pesantren), terutama dalam penguatan agama, sosial, dan kemasyarakatan.


Demikian antara lain resume pemikiran dalamInternasional Round Table, yang bertajuk “Peran Ulama, Umara, dan Akademisi dalam Memperkuat Pendidikan di Aceh”, yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Aziziyah, yang tengah memperingati hari jadinya yang ke-8 di kompleks Dayah MUDI Mesjid Raya, Samalanga, Bireuen.
Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakkir Manaf, yang menjadi salah satu peserta, mengatakan, pendidikan di Aceh harus berbasis akhlak sebagai penguatan akar akidah.



“Pemerintah Aceh yang baru berkomitmen untuk mendukung setiap langkah pengembangan potensi agama, sosial, dan kemasyarakatan. Kami siap memfasilitasi setiap bentuk kerjasama dengan semua unsur yang ada, baik domestik maupun antar negara,” ujar Muzakkir Manaf, dimuat laman Harian Aceh, Senin (4/6/2012).



Peserta Internasional Round Table tersebut diikuti unsur ulama, pemerintahan Aceh, akademisi, dan tokoh masyarakat dari tiga negara. Acara yang dipandu oleh Iskandar MA dari STAIN Malikussaleh tersebut, dihadiri Prof Dr Shabri Abd Majid dari Internasional Islamic University Malaysia (IIUM),  Dr Abdul Nasir (Universitar Syarif  Ali), Brunai Darussalam, dan Dr Muhammad Hidayat MBA (Dewan Syariah Nasinal), Dr H Ridwan Hasan M.Th (STAI Al-Aziziyah) yang mewakili Indoensia.



Sementara itu Ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk Muntasir SAg MAmengatakan, Internasional Round Table tersebut digelar dalam kaitan hari jadi dan wisuda sarjana angkatan ke-2 STAI Al-Aziziyah yang dipimpinnya itu.



“Dengan hasil pemikiran para tokoh dari berbagai unsur dari tiga negara jiran ini, kita harapkan bisa menjadi masukan terhadap berbagai persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” katanya.


0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews