Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Sunday, 30 October 2011

Kesabaran Menghadapi Istri cantik

Kaligrafi dari kikiya.web.com
Adalah seorang sufi tua, bungkuk dan renta beristrikan gadis yang masih muda dan cantik jelita. Perkawinan mereka tidak dilandasi dengan cinta, tetapi atas paksaan orang tua si gadis. Akibatnya, tiap kali pulang dari pasar atau tempat tempat keramaian, sang istri menjadi jijik dan benci melihat suaminya.
Namun sufi itu sangat sabar menghadapi istrinya. ia tidak putus asa menghadapi istrinya nasihat tentang berbagai kewajiban istri terhadap suamimenurut ajaran agama. Digambarkannya murka Allah bakal menimpa jika istri selalu durhaka, dan bagaimana pahala akan melimpah ruah kalau istrisenantiasa mematuhi kehendak suaminya. Akhirnya istri tersebut insyaf akan kesalahannya dan hendak merubah wataknya menjadi wanita salihah.

Kepada suaminya ia berkata, "Saya tak ingin ke pasar lagi."
Sang sufi bertanya,"Mengapa?"

Wanita itu menjawab,"Di pasar banyak lelaki muda yang merangsang syahwat sehingga kalau di rumah, sedikitpun saya tidak bernafsu kepada engka."

Kepada perempuan lain ia pernah menceritakan, "Kalau di pasara ia pernah bertemu seorang pemuda gagah tampan. Rasanya aku ingin menyerahkan kehormatanku kepadanya, dan sepulang ke rumah, ketika bertemu dengan suamiku, ia tampak begitu jelek dan memuakkan. Lalu aku mengurung diri di rumah selama berpekan-pekan. Tiba-tiba suamiku berubah amat menawan dan menggairahkan."

Dalam uapaya menghindari maksiat, memang segala cara ditempuh, terasuk melakukan uzlah (mengungsi dari kehidupan ramai). Tetapi tidak setiap orang mampu melakukannya. Karena itu sebagian sufi melaksanakan annozru lil ibarot, memandang dengan mengumpamakan, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang sufi muda yang bernam Syaikh Ubaid.

Ia mempunyai seorang istri yang berusia lanjut, wajahnya telah penuh dengan keriput kerut. Untuk menyingkirkan keinginan yang bukan-bukan, tiap kali menjumpai wanita muda yang molek, ia membayangkan lima puluh tahun kemudian, tatkala wanita itu akan sama dengan keadaan istrinya sekarang. Sebab ia yakin alam semesta dan segala isinya bersifat fana, apalagi hanya sekedar bersifat kecantikan. Kesabaran sufi dalam menghadapi istrinya yang masih muda dan cantik dengan terus menasehatinya akhirnya dapat menyadarkan istrinya.

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Kesabaran Menghadapi Istri cantik

Kaligrafi dari kikiya.web.com
Adalah seorang sufi tua, bungkuk dan renta beristrikan gadis yang masih muda dan cantik jelita. Perkawinan mereka tidak dilandasi dengan cinta, tetapi atas paksaan orang tua si gadis. Akibatnya, tiap kali pulang dari pasar atau tempat tempat keramaian, sang istri menjadi jijik dan benci melihat suaminya.
Namun sufi itu sangat sabar menghadapi istrinya. ia tidak putus asa menghadapi istrinya nasihat tentang berbagai kewajiban istri terhadap suamimenurut ajaran agama. Digambarkannya murka Allah bakal menimpa jika istri selalu durhaka, dan bagaimana pahala akan melimpah ruah kalau istrisenantiasa mematuhi kehendak suaminya. Akhirnya istri tersebut insyaf akan kesalahannya dan hendak merubah wataknya menjadi wanita salihah.

Kepada suaminya ia berkata, "Saya tak ingin ke pasar lagi."
Sang sufi bertanya,"Mengapa?"

Wanita itu menjawab,"Di pasar banyak lelaki muda yang merangsang syahwat sehingga kalau di rumah, sedikitpun saya tidak bernafsu kepada engka."

Kepada perempuan lain ia pernah menceritakan, "Kalau di pasara ia pernah bertemu seorang pemuda gagah tampan. Rasanya aku ingin menyerahkan kehormatanku kepadanya, dan sepulang ke rumah, ketika bertemu dengan suamiku, ia tampak begitu jelek dan memuakkan. Lalu aku mengurung diri di rumah selama berpekan-pekan. Tiba-tiba suamiku berubah amat menawan dan menggairahkan."

Dalam uapaya menghindari maksiat, memang segala cara ditempuh, terasuk melakukan uzlah (mengungsi dari kehidupan ramai). Tetapi tidak setiap orang mampu melakukannya. Karena itu sebagian sufi melaksanakan annozru lil ibarot, memandang dengan mengumpamakan, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang sufi muda yang bernam Syaikh Ubaid.

Ia mempunyai seorang istri yang berusia lanjut, wajahnya telah penuh dengan keriput kerut. Untuk menyingkirkan keinginan yang bukan-bukan, tiap kali menjumpai wanita muda yang molek, ia membayangkan lima puluh tahun kemudian, tatkala wanita itu akan sama dengan keadaan istrinya sekarang. Sebab ia yakin alam semesta dan segala isinya bersifat fana, apalagi hanya sekedar bersifat kecantikan. Kesabaran sufi dalam menghadapi istrinya yang masih muda dan cantik dengan terus menasehatinya akhirnya dapat menyadarkan istrinya.

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews