Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Friday 28 October 2011

Hewan Untapun Faham Ke-Tawadhuan Manusia

Tatkala Rosulullah saw hijrah (pindah) dari Mekkah ke Madinah, tepatnya ketika memasuki gerbang kota Madinah,  masyarakat Madinah dari kalangan hartawan saling berebut unta unta beliau agar singgah kerumahnya. Maka Rosulullahpun bersikap adil dengan sabdanya, "Biarkanlah unta yang mengemban tugas dari Allah SWT ini berhenti di tempat manapun yang ia sukai.


Setelah dibiarkan, unta itupun berjalan melewati rumah-rumah penduduk Madinah dengan berhias megah dan sangat menarik.
Karena unta bukanlah manusia yang bergerak dengan insting, plus nur Allah meneyertainya, karena dikendarai oleh Sang Nabi dan Rosul akhir zaman yang namanya menjadi maskawin Nabi Adam dan Hawa  kala di surga, tentulah berpendapat lain. Unta ini hanya mencari penghuni yang dekat dengan Nya saja.

Mereka, penduduk Madinah yang rumahnya megah gemerlap berharap penuh sembari berkata, "Kalau aku beruntung memperoleh giliran, niscaya Rosulullah saw bersedia bertamu ke rumahku."

Tak dinanya, Ketika unta itu melewati sebuah rumah reyot yang tak berhias sama sekali milik Abu Ayyub Al Ansyari, unta itu berhenti dan langsung merebahkan tubuhnya. 

Para tetangga kesal dan risih dengan kelakuan unta Nabi, "Mengapa berhenti di tempat yang tidak pernah diperhitungkan mereka sebelumnya.". Mereka beramai-ramai berusaha membangunkannya, namun sia-sia belaka, sebab unta itu tak mau berdiri lagi. Saat itulah Makhluk suci Allah Jalla Jalaaluh, Malaikat Jibril turun dan berkata, "Hai Muhammad! Singgahlah di rumah ini, sebab penghuninya adalah orang yang tawadhu."

Padahal ketika Rosulullah saw sampai di gerbang kota Madinah, para penduduk Madinah sibuk megnhias rumah mereka sedemian rupa. "Rosulullah saw bakal bertamu dirumahku ini,"uangkap mereka optimis. Semetara di sebuah gubuk hiduplah seorang miskin Abu Ayyub Al Ansyari yang hanya membatin dalam hati. "Aku harus tahu diri kalau aku orang miskin. Mana mungkin aku mendapat anugerah dengan singgahnya Rosulullah, manusia-makhluk kesayangan Allah dan semua ciptaannya, di rumahku ini?"


Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Hewan Untapun Faham Ke-Tawadhuan Manusia

Tatkala Rosulullah saw hijrah (pindah) dari Mekkah ke Madinah, tepatnya ketika memasuki gerbang kota Madinah,  masyarakat Madinah dari kalangan hartawan saling berebut unta unta beliau agar singgah kerumahnya. Maka Rosulullahpun bersikap adil dengan sabdanya, "Biarkanlah unta yang mengemban tugas dari Allah SWT ini berhenti di tempat manapun yang ia sukai.


Setelah dibiarkan, unta itupun berjalan melewati rumah-rumah penduduk Madinah dengan berhias megah dan sangat menarik.
Karena unta bukanlah manusia yang bergerak dengan insting, plus nur Allah meneyertainya, karena dikendarai oleh Sang Nabi dan Rosul akhir zaman yang namanya menjadi maskawin Nabi Adam dan Hawa  kala di surga, tentulah berpendapat lain. Unta ini hanya mencari penghuni yang dekat dengan Nya saja.

Mereka, penduduk Madinah yang rumahnya megah gemerlap berharap penuh sembari berkata, "Kalau aku beruntung memperoleh giliran, niscaya Rosulullah saw bersedia bertamu ke rumahku."

Tak dinanya, Ketika unta itu melewati sebuah rumah reyot yang tak berhias sama sekali milik Abu Ayyub Al Ansyari, unta itu berhenti dan langsung merebahkan tubuhnya. 

Para tetangga kesal dan risih dengan kelakuan unta Nabi, "Mengapa berhenti di tempat yang tidak pernah diperhitungkan mereka sebelumnya.". Mereka beramai-ramai berusaha membangunkannya, namun sia-sia belaka, sebab unta itu tak mau berdiri lagi. Saat itulah Makhluk suci Allah Jalla Jalaaluh, Malaikat Jibril turun dan berkata, "Hai Muhammad! Singgahlah di rumah ini, sebab penghuninya adalah orang yang tawadhu."

Padahal ketika Rosulullah saw sampai di gerbang kota Madinah, para penduduk Madinah sibuk megnhias rumah mereka sedemian rupa. "Rosulullah saw bakal bertamu dirumahku ini,"uangkap mereka optimis. Semetara di sebuah gubuk hiduplah seorang miskin Abu Ayyub Al Ansyari yang hanya membatin dalam hati. "Aku harus tahu diri kalau aku orang miskin. Mana mungkin aku mendapat anugerah dengan singgahnya Rosulullah, manusia-makhluk kesayangan Allah dan semua ciptaannya, di rumahku ini?"


0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews