Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Friday, 28 March 2014

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli: Perjalanan Dunia (Bab. 2)

Ceritasufi - Berpesan Syeikh Asy Syadzilli kepada umat Islam:

Lepaskanlah dirimu dari berlebihan terhadap cinta dunia, tinggakanlah untuk terus menerus bermaksiat, langgengkanlah pada masalah rahmat laduniyah (dari sisi Allah), dan mohonlah pertolongan melalui rahmat itu pada segala tindakan, serta janganlah hatimu bergantung dengan sesuatu, maka engkau termasuk orang-orang yang  sangat mendalam (dan benar) dalam ilmu, dimana rahasia batin  dan ilmu tidak pernah hilang.

Apabila muncul gangguan hatimu berupa bisikan maksiat dan dunia, lemparkanlah bisikan itu di bawah dua telapak  kakimu sebagai sesuatu yang hina, sekaligus sebagai refeksi zuhud, lalu penuhilah hatimu dengan ilmu dan petunjuk.

Wednesday, 26 March 2014

Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar

Zaidah bin Qudamah berkata, bahwa Mansur bin al Mu'tabar berpuasa selama 40 tahun, bangun di malamnya dan puasa pada siang harinya.

Pernah Ibunya berkata kepadanya "Hai anakku, apakah kamu mau membunuh dirimu sendiri?" Anaknya menjawab dengan halus, "Saya tahu apa yang saya perbuat, wahai ibuku."

Kebiasaan yang jarang di lakukan orang-orang saat itu selain Mansur bin al Mu'tabar adalah jika pagi telah datang, ia selalu mencelak matanya, meminyaki rambut, hiasi bibirnya, barulah ia keluar menemui orang-orang di kampungnya.

Pimpinan Kufah saat itu Yusuf bin Umar sangat ingin menjadikannya seorang pemimpin, tetapi Mansur bin al Mu'tabar  selalu menolak permintaan itu.

Karena kekaguman masyarakat akan kesalehannya, hingga suatu saat, datanglah dua orang yang dianggap dapat meluluhkan hatinya. Hingga terjadi perdebatan kecil diantara mereka bertiga. Sekali lagi Mansur al Mu'tabar tak merubah keputusannya untuk menjadi rakyat jelata. Bahkan sedikitpun ia tidak menanggapi pertengkaran tentang dirinya.

Dikatakan kepada Yusuf bin Umar, "Walau engkau makan dagingnnya, ia tetap tidak ingin menjadi pemimpin."

Akhirnya orang-orang tak mampu meluluhkan pulihan Mansur bin al Mu'tabar untuk menjadi pemimpin mereka. Hingga orang-orang membiarkannya. Ia pun menyibukkan dirinya untuk menyembah Tuhannya.

Saturday, 22 March 2014

Mengadu kepada Allah

Telah menjadi kebiasaan, semoga tidak menjadi budaya masyarakat Islam di Indonesia tentunya, menuangkan segala kegiatannya di dalam social media, facebook, tweet, instagram dll.

Media (sarana) di dunia maya ini menjadi tempat paling ampuh bagi anak-anak hingga orang tua untuk mengungkapkan segala yang mereka alami. Tahukah kita, bahwa semua itu dapat menyebabkan Allah swt mengurangi perhatiannya kepada kita, lantaran keluhan, kesenangan, kebencian dan semuanya itu dapat menggiring ke dalam kebencian Allah?

Padahal Allah Azza wa Jalla yang menciptakan kesedihan dan kesenangan itu.

Tak ada kesia-siaan segala ciptaanNya.

Hingga ujian adalah menjadi bentuk penyucian diri untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Kisah berikut datang dari salah Khlafifah Allah yang kedua, Umar bin Kaththab ra saat dia mendapat masalah dalam hidupnya.

Abdullah bin Umar berkata bahwa telah datang serombongan pedagang dan bermalam di mesjid. Lalu Umar bin Khaththab. Berkata pada Abdurraman bun Auf, "Apakah ada seseorang yang akan menjaga mereka dari pencuri nanti malam?"

Keduanya pun memutuslan berjaga-jaga. Mereka gunakan malam untuk shalat sembari menjaga.

Tak lama, Umar mendengar tangisab anak kecil. Ia berkata kepada ibunya, " Takutlah kepada Allah, berbuat baiklah kepada anakmu."

Setelah kbali ke tempatnya, ia dengar lagi tangisab itu. Maka Umar datangi lagi ibunya dan berkata seperti semula. Lalu kembali  ke tempatnya.

Ketika malam akan berakhir, didengarnya lagi tangisan itu. Kembali Umar mendatangi ibu tersebut dan berkata, " Celakalah kamu, sungguh saya menyangka engkau ibu yang jahat. Kenapa saya melihat anakmu tidak tenang dari tadi malam?"

Maka ibu itu berkata, " Wahai hamba Allah (sedangkan ibu itu tidak tagu siapa Umar bin Kaththab), engkau telah menyuruh saya diam sejenak malam tadi. Saya telah menyapuhnya, tapi ia enggan disapih."

Ia bertanya, "Kenapa disapih?"

Ibu menjawab, "Karena Umar, pemimpin kami tidak mewahibkan kecuali sebatas waktu yang diwajibkan."

Ia berkata, "Celaka kamu! Jangan engkau cepat memutuskan."

Kemudian Umar bin Khaththab salat subuh. Jamaahnya tidak jelas mendengar bacaannya karena tangisannya. Selesai memberi salam, ia berkata, "Hai, betapa jahat Umar, berapa banyak sudah ia membunuh anak-anak muslim."

Lalu ia perintagkan seseorang agar berseru, "Ketahuilah! Jangan kalian sapih anak-anak kalian terlalu cepat. Seaungguhnya kami mewajibkab setiap anak muslim agar disusui. Lalu ditulislah aturan tersebut dan disebar ke aeluruh penjuru negeri Islam."

Semenjak itu Umar selalu membaca dala salat wajib,

...Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku... (Yusuf [12]: 86)

Lalu Umar  bin Khaththab menangis dengan keras dan tinggi, hingga didengar oleh shaf paling belakang.

Begitulah bagaimana Allah swt memberikan pelajaran demi pelajaran bagi Umar bin Khaththab dan tiap kaum muslimin agak selalu mencurahkan kesusahan dan kebahagiannya hanya kepada Allah swt.

Akhirnya, seluruh urusan seorang mukmib adalah baik. Jika ia di timpa musibah, ia  bersabar dan sabar itu adalah baik baginya.

Jika ia di timpa hal yang membahagiakan, ia bersyukur. Karena itulah yang terbaik.

Begitulah  akhirnya sikap seorang muslim  untuk tidak serta merta mencurahkan semuanya kedalam Social Media. Melainkan pengaduan itu hanya tertuju kepada Allah subhanahu wata'ala.

Waallahualam bissawab.

Roh Sejati dalam Dunia Orang Lalai

Jangan ajak aku ke dunia itu,
Aku pernah kesana, melihat kekejian dan kefanaannya.

Ketidakpedulian adalah sebuah tabir; aku melihat cahaya Kebenaran tersembunyi.

Segala sesuatu, seluruh ciptaan, aku melihat begitu fana dan penuh bahaya.

Eksistensi, sesungguhnya aku diletakkan diatasnya.

Sayangnya! Ia adalah non eksistensi; aku sangat menderita.

Seperti kehidupan, aku mengalaminya; aku melihatnya sebagai siksaan di dalam siksaan.

Aku menjadi hukum sejati; aku melihat kekekalan menjadi bencana.

Kehidupan bagaikan angin, ia melintas begitu saja; aku melihat kesempurnaan kerugian sejati.

Alam perbuatan hanya untuk pamer; aku melihat ambisi menjadi penderitaan sejati.

Pertemuan pada kenyataannya adalah perpisahan; aku melihat obat sebagai penyakit.

Cahaya-cahaya ini menjadi kegelapan; aku melihat teman-teman ini menjadi yatim-piatu.

Suara-suara ini adalah pemberitahuan kematian; aku melihat kehidupan menjadi kematian.

Pengetahuan berubah menjadi seloroh; aku melihat ribuan penyakit di dalam ilmu pengetahuan.

Kesenangan menjadi penderitaan; aku melihat eksistensi menjadi non eksistensi terpadu.

Aku telah menemukan Kekasih Sejati; Ah... Aku mengalami banyak penderitaan karena perpisahan.




Oleh Beiduzzaman Said Nursi.

Dalam Al Ahad-Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi

Wednesday, 19 March 2014

Hijab Nya Atas Kamu

Calligraphic Scroll, dari  Syria, atau India, Abad ke 14 - 15. Koleksi Al-Sabah, Dar al-Athar al-Islamiyyah, Kuwait.
Ceritasufi - Hijab adalah penghalang. Begitu arti sederhananya. Namun syarat makna akan kata "penghalang" itu sendiri. Dalam surah Al Ahzab 59, isyarat ini menganjurkan kepada kaum hawa Islam untuk memberikan penghalang dalam berpakaian dari pemakai dan yang melihat.

Disisi lain hijab juga dapat berhubungan dengan vertikal, kepada Allah subhanahu wa ta'ala. (bahasan hijab insya allah akan di artikel selanjutnya)

Ceritasufi sedikit mensarikan dari salah satu literatur kecil bagaimana hijab terhadah Allah Ilahi Robbi ini bergejolak.

Kemudian Allah ciptakan segala kebutuhn mu dan Aku labuhkan hijab (pembatas) atas mu (adm. manusia). Lalu engkau tertutup dengan hijab dirimu sendiri.

Saturday, 15 March 2014

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)

Kaligrafi Kuno Iraq.Sebagai Cacatan: Tinta hitam dan merah (simbol titik) adalah sebuah kewajiban dalam tradisi kaligrafi Iraq saat itu       

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily banyak berpesan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan dunia.Telah banyak uraian yang dapat kita temukan dalam literatur sekarang. Baik ulasan langsung atau berupa kutipan pendek dari Wasiat Syeikh As Syadzili. 

Sahabat CS: Ceritasufi kali ini akan menyajikan makanan rohani bagi para pencari Tuhan yang kami rangkum dari berbagai sumber. Pemenuh hati dan pelipur lara bagi sahabat pencari ketenangan sambil "menikmati" hingar-bingarnya dunia dengan tetap berpegang pada tali Allah Azza wa Jalla.

Awas! Waspadalah dengan kesibukan dunia manakala dunia mendekatimu.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli: Perjalanan Dunia (Bab. 2)

Ceritasufi - Berpesan Syeikh Asy Syadzilli kepada umat Islam:

Lepaskanlah dirimu dari berlebihan terhadap cinta dunia, tinggakanlah untuk terus menerus bermaksiat, langgengkanlah pada masalah rahmat laduniyah (dari sisi Allah), dan mohonlah pertolongan melalui rahmat itu pada segala tindakan, serta janganlah hatimu bergantung dengan sesuatu, maka engkau termasuk orang-orang yang  sangat mendalam (dan benar) dalam ilmu, dimana rahasia batin  dan ilmu tidak pernah hilang.

Apabila muncul gangguan hatimu berupa bisikan maksiat dan dunia, lemparkanlah bisikan itu di bawah dua telapak  kakimu sebagai sesuatu yang hina, sekaligus sebagai refeksi zuhud, lalu penuhilah hatimu dengan ilmu dan petunjuk.

Belajar Istiqomah dari Mansur bin al Mu'tabar

Zaidah bin Qudamah berkata, bahwa Mansur bin al Mu'tabar berpuasa selama 40 tahun, bangun di malamnya dan puasa pada siang harinya.

Pernah Ibunya berkata kepadanya "Hai anakku, apakah kamu mau membunuh dirimu sendiri?" Anaknya menjawab dengan halus, "Saya tahu apa yang saya perbuat, wahai ibuku."

Kebiasaan yang jarang di lakukan orang-orang saat itu selain Mansur bin al Mu'tabar adalah jika pagi telah datang, ia selalu mencelak matanya, meminyaki rambut, hiasi bibirnya, barulah ia keluar menemui orang-orang di kampungnya.

Pimpinan Kufah saat itu Yusuf bin Umar sangat ingin menjadikannya seorang pemimpin, tetapi Mansur bin al Mu'tabar  selalu menolak permintaan itu.

Karena kekaguman masyarakat akan kesalehannya, hingga suatu saat, datanglah dua orang yang dianggap dapat meluluhkan hatinya. Hingga terjadi perdebatan kecil diantara mereka bertiga. Sekali lagi Mansur al Mu'tabar tak merubah keputusannya untuk menjadi rakyat jelata. Bahkan sedikitpun ia tidak menanggapi pertengkaran tentang dirinya.

Dikatakan kepada Yusuf bin Umar, "Walau engkau makan dagingnnya, ia tetap tidak ingin menjadi pemimpin."

Akhirnya orang-orang tak mampu meluluhkan pulihan Mansur bin al Mu'tabar untuk menjadi pemimpin mereka. Hingga orang-orang membiarkannya. Ia pun menyibukkan dirinya untuk menyembah Tuhannya.

Mengadu kepada Allah

Telah menjadi kebiasaan, semoga tidak menjadi budaya masyarakat Islam di Indonesia tentunya, menuangkan segala kegiatannya di dalam social media, facebook, tweet, instagram dll.

Media (sarana) di dunia maya ini menjadi tempat paling ampuh bagi anak-anak hingga orang tua untuk mengungkapkan segala yang mereka alami. Tahukah kita, bahwa semua itu dapat menyebabkan Allah swt mengurangi perhatiannya kepada kita, lantaran keluhan, kesenangan, kebencian dan semuanya itu dapat menggiring ke dalam kebencian Allah?

Padahal Allah Azza wa Jalla yang menciptakan kesedihan dan kesenangan itu.

Tak ada kesia-siaan segala ciptaanNya.

Hingga ujian adalah menjadi bentuk penyucian diri untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Kisah berikut datang dari salah Khlafifah Allah yang kedua, Umar bin Kaththab ra saat dia mendapat masalah dalam hidupnya.

Abdullah bin Umar berkata bahwa telah datang serombongan pedagang dan bermalam di mesjid. Lalu Umar bin Khaththab. Berkata pada Abdurraman bun Auf, "Apakah ada seseorang yang akan menjaga mereka dari pencuri nanti malam?"

Keduanya pun memutuslan berjaga-jaga. Mereka gunakan malam untuk shalat sembari menjaga.

Tak lama, Umar mendengar tangisab anak kecil. Ia berkata kepada ibunya, " Takutlah kepada Allah, berbuat baiklah kepada anakmu."

Setelah kbali ke tempatnya, ia dengar lagi tangisab itu. Maka Umar datangi lagi ibunya dan berkata seperti semula. Lalu kembali  ke tempatnya.

Ketika malam akan berakhir, didengarnya lagi tangisan itu. Kembali Umar mendatangi ibu tersebut dan berkata, " Celakalah kamu, sungguh saya menyangka engkau ibu yang jahat. Kenapa saya melihat anakmu tidak tenang dari tadi malam?"

Maka ibu itu berkata, " Wahai hamba Allah (sedangkan ibu itu tidak tagu siapa Umar bin Kaththab), engkau telah menyuruh saya diam sejenak malam tadi. Saya telah menyapuhnya, tapi ia enggan disapih."

Ia bertanya, "Kenapa disapih?"

Ibu menjawab, "Karena Umar, pemimpin kami tidak mewahibkan kecuali sebatas waktu yang diwajibkan."

Ia berkata, "Celaka kamu! Jangan engkau cepat memutuskan."

Kemudian Umar bin Khaththab salat subuh. Jamaahnya tidak jelas mendengar bacaannya karena tangisannya. Selesai memberi salam, ia berkata, "Hai, betapa jahat Umar, berapa banyak sudah ia membunuh anak-anak muslim."

Lalu ia perintagkan seseorang agar berseru, "Ketahuilah! Jangan kalian sapih anak-anak kalian terlalu cepat. Seaungguhnya kami mewajibkab setiap anak muslim agar disusui. Lalu ditulislah aturan tersebut dan disebar ke aeluruh penjuru negeri Islam."

Semenjak itu Umar selalu membaca dala salat wajib,

...Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku... (Yusuf [12]: 86)

Lalu Umar  bin Khaththab menangis dengan keras dan tinggi, hingga didengar oleh shaf paling belakang.

Begitulah bagaimana Allah swt memberikan pelajaran demi pelajaran bagi Umar bin Khaththab dan tiap kaum muslimin agak selalu mencurahkan kesusahan dan kebahagiannya hanya kepada Allah swt.

Akhirnya, seluruh urusan seorang mukmib adalah baik. Jika ia di timpa musibah, ia  bersabar dan sabar itu adalah baik baginya.

Jika ia di timpa hal yang membahagiakan, ia bersyukur. Karena itulah yang terbaik.

Begitulah  akhirnya sikap seorang muslim  untuk tidak serta merta mencurahkan semuanya kedalam Social Media. Melainkan pengaduan itu hanya tertuju kepada Allah subhanahu wata'ala.

Waallahualam bissawab.

Roh Sejati dalam Dunia Orang Lalai

Jangan ajak aku ke dunia itu,
Aku pernah kesana, melihat kekejian dan kefanaannya.

Ketidakpedulian adalah sebuah tabir; aku melihat cahaya Kebenaran tersembunyi.

Segala sesuatu, seluruh ciptaan, aku melihat begitu fana dan penuh bahaya.

Eksistensi, sesungguhnya aku diletakkan diatasnya.

Sayangnya! Ia adalah non eksistensi; aku sangat menderita.

Seperti kehidupan, aku mengalaminya; aku melihatnya sebagai siksaan di dalam siksaan.

Aku menjadi hukum sejati; aku melihat kekekalan menjadi bencana.

Kehidupan bagaikan angin, ia melintas begitu saja; aku melihat kesempurnaan kerugian sejati.

Alam perbuatan hanya untuk pamer; aku melihat ambisi menjadi penderitaan sejati.

Pertemuan pada kenyataannya adalah perpisahan; aku melihat obat sebagai penyakit.

Cahaya-cahaya ini menjadi kegelapan; aku melihat teman-teman ini menjadi yatim-piatu.

Suara-suara ini adalah pemberitahuan kematian; aku melihat kehidupan menjadi kematian.

Pengetahuan berubah menjadi seloroh; aku melihat ribuan penyakit di dalam ilmu pengetahuan.

Kesenangan menjadi penderitaan; aku melihat eksistensi menjadi non eksistensi terpadu.

Aku telah menemukan Kekasih Sejati; Ah... Aku mengalami banyak penderitaan karena perpisahan.




Oleh Beiduzzaman Said Nursi.

Dalam Al Ahad-Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi

Hijab Nya Atas Kamu

Calligraphic Scroll, dari  Syria, atau India, Abad ke 14 - 15. Koleksi Al-Sabah, Dar al-Athar al-Islamiyyah, Kuwait.
Ceritasufi - Hijab adalah penghalang. Begitu arti sederhananya. Namun syarat makna akan kata "penghalang" itu sendiri. Dalam surah Al Ahzab 59, isyarat ini menganjurkan kepada kaum hawa Islam untuk memberikan penghalang dalam berpakaian dari pemakai dan yang melihat.

Disisi lain hijab juga dapat berhubungan dengan vertikal, kepada Allah subhanahu wa ta'ala. (bahasan hijab insya allah akan di artikel selanjutnya)

Ceritasufi sedikit mensarikan dari salah satu literatur kecil bagaimana hijab terhadah Allah Ilahi Robbi ini bergejolak.

Kemudian Allah ciptakan segala kebutuhn mu dan Aku labuhkan hijab (pembatas) atas mu (adm. manusia). Lalu engkau tertutup dengan hijab dirimu sendiri.

Wasiat Syeikh Asy Syadzilli (Bag. 1)

Kaligrafi Kuno Iraq.Sebagai Cacatan: Tinta hitam dan merah (simbol titik) adalah sebuah kewajiban dalam tradisi kaligrafi Iraq saat itu       

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily banyak berpesan bagaimana harus menyelesaikan permasalahan dunia.Telah banyak uraian yang dapat kita temukan dalam literatur sekarang. Baik ulasan langsung atau berupa kutipan pendek dari Wasiat Syeikh As Syadzili. 

Sahabat CS: Ceritasufi kali ini akan menyajikan makanan rohani bagi para pencari Tuhan yang kami rangkum dari berbagai sumber. Pemenuh hati dan pelipur lara bagi sahabat pencari ketenangan sambil "menikmati" hingar-bingarnya dunia dengan tetap berpegang pada tali Allah Azza wa Jalla.

Awas! Waspadalah dengan kesibukan dunia manakala dunia mendekatimu.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews