Ceritasufi-Pengakuan demi pengakuan dilontarkan oleh mulut. yang boleh jadi belum disertai dengan peresapan, terkesan dan aplagi pemahaman di dalam hati. Sedang Iman adalah pengakuan yang harus disertai dengan pembenaran di dalam hati dan teraktualisasi dalam kaidah hidup di dunia kahir zaman ini.
CS tak hendak menyatakan kesalahan dalam pemilihan dan pertentangannya, tapi disini ada baiknya kita telaah apa yang patut kita lakukan untuk melihat kandidat-kandidat balon (bakal calon). Tentunya CS akan merujuk kepada ilmuan Islam yang telah banyak ditiru oleh dunia Barat (sewaktu menghancurkan Irak-hingga kita menyangka bahwa itu datang dari barat).
Seorang ulama besar pernah berpesan kepada kita akan siapa yang layak kita pilih untuk menjadi seorang pemimpin. Boleh jadi kriteria yang selam ini kita ajukan adalh kriteria semu dan manusiawi. Alangkah indahnya jika kita merujuk kepada kriteria yang telah Allah Azza wa Jalla gariskan sebagaimana yang dirumuskan oleh Syaqiq bin Ibrahim
Syaqiq bin Ibrahim ra berkata, "Terdapat empat hal, dimana manusia mengaku tapi pengakuan itu sangat berlawanan dengan perbuatannya.
(1) Mereka berkata bahwa mereka adalah hamba Allah SWT tetapi perbuatan mereka seperti orang-orang bebas;
(2) Mereka berkata bahwa rezeki datangnya dari Allah Azza wa Jalla, tetapi hati mereka senantiasa dengan keluh kesah terhadap penjaminan rizki Allah Azza wa Jalla;
(3) terus lagi, mereka sering berkata bahwa akhirat itu lebih baik dari pada dunia, tetapi mereka sibuk memikirkan dan mengumpulkan harta (tanpa memikirkan akhirat);
(4) dan yang terakhir, mereka sering berkata bahwa mati adalah pasti dan tidak diragukan lagi kedatangannya, tetapi amal mereka seperti orang yang tidak mati. (Maulana Muhammad Zakariyya al Kandhalawi, Fadhilah Sedekah)
Beliau pernah berkata bahwa bila anda ingin mengenal seseorang maka kenalilah apakah ia memilih janji Allah Azza wa Jalla atau memilih janji manusia. Dimanakah kecendrungan kepribadiannya. Di lain waktu ia juga berpesan kepada kita bahwa taqwa seseorang dapat dikenali dengan tiga hal: mengambil, mencegah dan berbicaranya.
Ja'far pernah mendengar Malik bin Dinar berkata kepada Mughirah bin Hubaib, " Setiap saudara, teman, dan sahabat yang tidak bisa memberikan nilai tambah kebaikan dalam urusan agamamu, maka putuskanlah persahabatan mu.
Segelintir teori memilih pemimpin dalam Islam akan kita tutup dengan mengacu pada Rosulullah tentunya.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, "Apabila kamu dalam perjalanan, walau di padang pasir, maka hendaklah mereka memilih salah seorang sebagai pemimpin." Boleh jadi hadits ini menyiratkan kita untuk tidak GOLPUT. Hingga membiarkan umat Islam dipimpin oleh orang diluar Islam. Na'uzubillah (we are in it now)
Dalam hadits yang lain Rosul Muhammad juga memperingatkan bagaimana cara memilih, "Brangsiapa memilih seseorang, sedang ia mengetahui bahwa ada orang yang lebih wajar dari yang dipilihnya, maka ia telah menghianati Allah, Rosul dan amanah kaum muslimin.
Itulah pesan singkat dalam menilai dan menelaah siapa pemimpin yang layak kita jadikan panutan di PEMILIKADA atau di PILPRES nantinya. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikan pemimpin negara ini dalam nauangan Rahman dan Rahim Nya.
Insyaallah lain waktu kami akan melihat dalam perpektif lain dalam alquran dan riwayat lain....
No comments:
Post a Comment