Banyak ujaran indah yang tertuang dari tulisan-tulisan tentang Ilahi. Boleh jadi tiap orang membaca lalu berbuah dengan rasa yang tak sama. Mencicipi tiap kalimat indah nan sarat makna tentunya butuh perhatian lebih. Bagaimana tidak! Akal diajak untuk berselancar dalm renungan akan kata dan rangkaian kalimat.
Tentunya hal ini menciptakan sensasi-pemaknaan yang beda di tiap langkah imaginasi.
Penyoal hukum akan melangkah dalam sudut aturan dan syarat, penjual toko kelontong akan berasosiasi dengan makna untung-rugi dan pengajar akan menilik penyampaiannya. Begitu terus hingga ia hinggap di akal tiap manusia dalam tahapan dan peresepsi yang tak persis.