Ceritasufi - Artikel ini sengaja saya kopas dari rumahnya. Dialog
menarik dapat kita simak dari hasil wawancara dengan seorang mahasiswa
Indonesia yang tengah belajar jauh di Negeri Para Mullah. Harapannya sederhana. Semoga kecepatan otak tak melebihi kecepatan mulut
dalam menghukumi sesuatu. (terinspirasi dari Artikel Sunni dan Syiah di Tempat Kerja)
Qom, 21 Januari 2012
Ismail Amin, Mahasiswa Mostafa International University Republik Islam Iran
Program Studi Ulumul Qur'an.
Pagi itu Kamis (12/1) kurang lebih
pukul 07.00, ia datang ke rumah. Musim dingin di Iran membuat suasana masih
gelap, matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri. Wajahnya memucat,
kepulan kabut keluar dari mulutnya setiap ia menghembuskan nafas. Topi kupluk,
syal yang melilit di lehernya dan jaket tebal berwarna gelap lengkap dengan tas
ransel di punggungnya, ia menyunggingkan senyum. "Bang, saya numpang
sebentar ya!".