Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Thursday, 22 December 2011

Kesyahidan Ratu Asiyyah

www.kikiya.web.com
Ia adalah seorang istri penguasa. Penguasa yang tak tanggng-tangung. Penguasa yang sangat ditakuti dan kejam. Sang istri harus mendapat siksaan dunia yang sangat berat hingga mencapai kebahagiaan sesungguhnya. Firaun adalah bukan penguasa biasa. Ototritas kepresidenannya berbaur apik dengan agama dan kepercayaan hingga masyarakatnya memanggilnya tuhan. Perkataannya adalah selevel kitab suci. Segala sesuatu yang diinginkan mesti terwujud dan tak seorang manusiapun mampu menghadapainya. Sang istri juga mempunyai otoritas yang sama. Meskipun ia istri Firaun, Asiyyah ra menerima kenabian Musa as.

Pandangan hatinya cukup singkat dan sederhana, Istri Firaun beriman kepada Allah dan Nabi Nya karena rasa iman lebih manis dari segala sesuatu. Dia adalah hamba Allah SWT yang punya hati dan kesetiaan-kecintaan dan teguh keyakinan akan Allah.

Bertahun-tahun ia sembunyikan agama dan keyakinannya akan Allah. Ibadahnya menyembah Alah di tempat-tempat rahasia. Sungguh mesti aku terkagum terhadap kesabaran dan penderitaan panjang yang diderita Masyitah ra. Wajib aku terpesona oleh ridha Allah yang ditunjukkan pada wanita yang dijunjung tinggi oleh ketauhidannya. Bercermin dari sang pembantu, lalu ia putuskan untuk menjadi seorang martir dengan menunjukan kepada kaum beriman (dimasa mendatang) bahwa kebahagiaan hanya datang dengan pengorbanan diri demi Allah; lebih tinggi dari kebahagiaan dunia manapun. Ia memilih untuk sampai ke tingkat kesyahidan dengan menyatakan keimanan dan agamanya secara terang-terangan sebagaimana yang telah dilakukan Masyitah ra, pembantu rumahnya. Perbedaan prinsip bahwa ia adalah istri penguasa digdaya dan Masyitoh adalah pembantu beliau.

Setelah kesyahidan Masyithah ra dan dua putrinya judga suaminya, Firaun tak mampu menahan amarahnya. Para syahid ini telah meruntuhkan kehormatannya dihadapan rakyatnya yang telah menyaksikan suatu arena pengadilan. Bukankah Tuhan tidak seperti itu?

Firaun menyeretnya menuju ruangan dengan amarah. Saat itu istrinya mengajukan pertanyaan kepadanya mengapa ia membunuh makhluk malang tersebut, ia berkata, "Mereka mengingkari ketuhananku. Itulah mengapa aku menghukum mati secara tragis." Firaun mengoceh menyakinkan, "Aku bertindak demikian untuk menjaga kesetiaan rakyatku, biarkan ini menjadi pelajaran bagi semua yang membangkangku."

Selanjutnya Asiyyah ra berkata, " Bagaimana mungkin engkau Tuhan. Tuhan telah menciptakan engkau dan aku. Baik engkau maupun aku akan pupus. Sebagaimana semua orang dihadapan kita telah mati." Ketika mendengar hal itu, Firaun lantang menjawab, "Apakah engkau beriman kepada Musa?
"Ya," ia berkata tegas."Saya juga beriman kepada Allah, Tuhan yang Maha Melindungi Langit dan Bumi, Tidak ada Tuhan Selain Allah, Musa adalah kalim Allah."

Lalu Firaun berkata, "Tariklah ucapanmu, sebab aku sangat cinta kepadamu. Aku akan mengganjar penyiksaan yang besar yang menyebabkanmu menyesal dengan apa yang telah engkau ucapkan."
Tapi Asiyyah menjawab, "Tidak, aku tidak akan menarik ucapanku dan aku siap mengorbankan kekuasaanmu dengan keimanan." Firaun naik pitam dan terus memojokan istri yang sangat dicintainya itu. "Tinggalkan apa yang telah engkau katakan." Tetapi Asiyyah tiada henti-hentinya menegaskan Keesaan Tuhan dan Kenabian Musa as. Firaun kalut dan berteriak memanggil algojo, "Algojo! Para algojo bergegas masuk. "Bawa wanita ini dan saliblah!"

Para algojo terkejut bukan kepalang, bagaimana mungkin ia menyerahkan istri dihukum mati oleh mereka. Para algojo masih mematung. Firaun meraung bak serigala. "Apa yang kalian tunggu, ayo bawa dia segera. Aku sudah memerintahkan kalian untuk menyalibnya."

Asiyyah dibawa keluar. Tangannya direntangkan di selembar papan ditancapkan paku. Mereka meletakkan kakinya diatas yang lain dan memakunya pula. Lalu meletakkannya di tempat yang tinggi dan meninggalkannya di terik matahari. Firaun berkata bahwa siapapun yang tidak menyakini ketuhanannya akan menerima hukuman yang sama.

Dua kali setiap hari ia pergi menjenguk Asiyyah dan berkata, "Asiyyah, tinggalkan keimananmu yang telah kau nyatakan, maka aku mengampunimu, membawamu dan memberimu segala sesuatu yang baik." Tetapi Asiyyah menjawab, "Tiada Tuhan selain Allah, Musa adalah kalim Tuhan." Asiyyah telah memutuskan untuk bersabar dan teguh dalam menghadapi siksaannya. Luka yang menganga telah menarik perhatian serigala dan mereka mulai memakannya sedikit demi sedikit.

Dibawah terik matahari yang menyengat, Asiyyah kepanasan. Dia meraung, "Air, air!" Hingga Allah dengan Rahman Rahimnya mengangkat hijab dari kedua matanya dan menunjukkan kepadanya maqamnya di syurga. Dikirim kepadanya malaikat-malaikat untuk membawa berita bahwa Allah telah mengucapkan selam kepadanya. Dia memuji dan mengucapkan selamat kepada Asiyyah berkenaan dengan keteguhan dan keimanannya. Dan menjanjikan bahwa di hari Kiamat Allah akan disandingkan dengan Kekasih Nya. Asiyyah tersenyum ketika mendengar berita baik ini.

Saat Firaun melihat senyuman itu, ia mengira bahwa Asiyyah tidak sadar dan menganggapnya gila karena telah tersalib di terik matahari dengan lumuran darah di sekujur tubuhnya tanpa makan dan minum. 

Sesungguhnya para malaikat telah memberikan salam kepadanya dari Allah. Mereka memberitakan bahwa Allah berkata, "Beberapa hari ia telah mengalami penderitaan dibawah mentari, demi Aku, dengan tidak makan dan minum? Penderitaan apa yang telah ia alami dalam kelaparan dan kehausannya? Ia telah menangguhkan penderitaan ini dengan sabar.

Aku Telah menyuguhkan padanya anggur dari aliran sungai syurga. Biarkan ia meminumnya dan menjumpai kehidupan baru. Kehidupan baru yang tiada berakhir dengan kematian. Dia merinduiKu, biarkan ia mendatangiKu. Biarkan ia melihat anugerah yang telah Aku persiapkan baginya."
Asiyyah meminum anggur syurga dari tangan para amlaikat dan memasrahkan jiwanya kepada Penguasa Ruh. Ia telah tiba di makan kesetiaan."

Disebabkan kesabaran dalam keimanannya. Asiyyah ra kini bisa makan dari makanan syurga dan minum dari air sungainya. Kita  membaca dari komentar tentang Kasyasyaf  bahwa di kehidupan ukhrawi nanti Asiyyah akan menjadi istri Rosulullah. Ia telah sampai di posisi yang diberkahi lewat kesabaran dalam penderitaannya.

Kesabarn adalah sifat Allah. Peristiwa-peristiwa kosmik bahkan memberi kita pelajaran tentang Kesabaran. Allah Pencipta Semesta Alam berkata, "Jadilah!" menjelaskan dalam Kitab SuciNya yang bijaksana bahwa Dia menciptakan dunia dalam waktu enam hari. Penunjukan waktu ini adalah salah satu sifat Allah yang Maha Sabar. Belum lagi kesabaran akan kenistaan, kecongkakan, kezaliman dan kedurhakaan manusia. Allah masih memberi tangguh pada mereka. Sampai pada taraf, Janganlah engkau berbuat berlebih-lebihan. Sifat Allah akan Sabar sungguh jauh dari jangkauan pikiran manusia sesungguhnya.

Allah tetaplah Allah. Sangat jauh dari prasangka dan persepsi manusia. Seorang pelukis, pendongeng, penghayal hanya bisa mencurahkan ke dalam realita karena ia pernah melihatnya. Bagaimana dengan angin  yang tak dapat terdeteksi sedikitpun oleh mata? Bagaimana dengan mikroba tanpa mikroskop? Bagaimana pula dengan ruh yang mendiami tubuh tiap makhluk? Semua itu hanya pengetahuan yang Allah titipkan via Nabi dan Rosul belaka.

Boleh jadi pengetahuan akan Nya hanyalah menjadi hijab bagi kita. terhijab karena ilmu, terhijab karena pengalaman, prasangka dan persepsi. Nur 'alan Nur. Terbebas dari segala pemikiran, prasangka, dan keilmuan hambanya. Semoga Allah mengampuni kejahilanku dan keluarga, dan pembaca budiman beserta keluarga. Amin
Wallahualam bissawab...
Ceritasufi

Artikel Terkait:

1 comment:

Anonymous said...

artikel menarik. salam kenal

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Kesyahidan Ratu Asiyyah

www.kikiya.web.com
Ia adalah seorang istri penguasa. Penguasa yang tak tanggng-tangung. Penguasa yang sangat ditakuti dan kejam. Sang istri harus mendapat siksaan dunia yang sangat berat hingga mencapai kebahagiaan sesungguhnya. Firaun adalah bukan penguasa biasa. Ototritas kepresidenannya berbaur apik dengan agama dan kepercayaan hingga masyarakatnya memanggilnya tuhan. Perkataannya adalah selevel kitab suci. Segala sesuatu yang diinginkan mesti terwujud dan tak seorang manusiapun mampu menghadapainya. Sang istri juga mempunyai otoritas yang sama. Meskipun ia istri Firaun, Asiyyah ra menerima kenabian Musa as.

Pandangan hatinya cukup singkat dan sederhana, Istri Firaun beriman kepada Allah dan Nabi Nya karena rasa iman lebih manis dari segala sesuatu. Dia adalah hamba Allah SWT yang punya hati dan kesetiaan-kecintaan dan teguh keyakinan akan Allah.

Bertahun-tahun ia sembunyikan agama dan keyakinannya akan Allah. Ibadahnya menyembah Alah di tempat-tempat rahasia. Sungguh mesti aku terkagum terhadap kesabaran dan penderitaan panjang yang diderita Masyitah ra. Wajib aku terpesona oleh ridha Allah yang ditunjukkan pada wanita yang dijunjung tinggi oleh ketauhidannya. Bercermin dari sang pembantu, lalu ia putuskan untuk menjadi seorang martir dengan menunjukan kepada kaum beriman (dimasa mendatang) bahwa kebahagiaan hanya datang dengan pengorbanan diri demi Allah; lebih tinggi dari kebahagiaan dunia manapun. Ia memilih untuk sampai ke tingkat kesyahidan dengan menyatakan keimanan dan agamanya secara terang-terangan sebagaimana yang telah dilakukan Masyitah ra, pembantu rumahnya. Perbedaan prinsip bahwa ia adalah istri penguasa digdaya dan Masyitoh adalah pembantu beliau.

Setelah kesyahidan Masyithah ra dan dua putrinya judga suaminya, Firaun tak mampu menahan amarahnya. Para syahid ini telah meruntuhkan kehormatannya dihadapan rakyatnya yang telah menyaksikan suatu arena pengadilan. Bukankah Tuhan tidak seperti itu?

Firaun menyeretnya menuju ruangan dengan amarah. Saat itu istrinya mengajukan pertanyaan kepadanya mengapa ia membunuh makhluk malang tersebut, ia berkata, "Mereka mengingkari ketuhananku. Itulah mengapa aku menghukum mati secara tragis." Firaun mengoceh menyakinkan, "Aku bertindak demikian untuk menjaga kesetiaan rakyatku, biarkan ini menjadi pelajaran bagi semua yang membangkangku."

Selanjutnya Asiyyah ra berkata, " Bagaimana mungkin engkau Tuhan. Tuhan telah menciptakan engkau dan aku. Baik engkau maupun aku akan pupus. Sebagaimana semua orang dihadapan kita telah mati." Ketika mendengar hal itu, Firaun lantang menjawab, "Apakah engkau beriman kepada Musa?
"Ya," ia berkata tegas."Saya juga beriman kepada Allah, Tuhan yang Maha Melindungi Langit dan Bumi, Tidak ada Tuhan Selain Allah, Musa adalah kalim Allah."

Lalu Firaun berkata, "Tariklah ucapanmu, sebab aku sangat cinta kepadamu. Aku akan mengganjar penyiksaan yang besar yang menyebabkanmu menyesal dengan apa yang telah engkau ucapkan."
Tapi Asiyyah menjawab, "Tidak, aku tidak akan menarik ucapanku dan aku siap mengorbankan kekuasaanmu dengan keimanan." Firaun naik pitam dan terus memojokan istri yang sangat dicintainya itu. "Tinggalkan apa yang telah engkau katakan." Tetapi Asiyyah tiada henti-hentinya menegaskan Keesaan Tuhan dan Kenabian Musa as. Firaun kalut dan berteriak memanggil algojo, "Algojo! Para algojo bergegas masuk. "Bawa wanita ini dan saliblah!"

Para algojo terkejut bukan kepalang, bagaimana mungkin ia menyerahkan istri dihukum mati oleh mereka. Para algojo masih mematung. Firaun meraung bak serigala. "Apa yang kalian tunggu, ayo bawa dia segera. Aku sudah memerintahkan kalian untuk menyalibnya."

Asiyyah dibawa keluar. Tangannya direntangkan di selembar papan ditancapkan paku. Mereka meletakkan kakinya diatas yang lain dan memakunya pula. Lalu meletakkannya di tempat yang tinggi dan meninggalkannya di terik matahari. Firaun berkata bahwa siapapun yang tidak menyakini ketuhanannya akan menerima hukuman yang sama.

Dua kali setiap hari ia pergi menjenguk Asiyyah dan berkata, "Asiyyah, tinggalkan keimananmu yang telah kau nyatakan, maka aku mengampunimu, membawamu dan memberimu segala sesuatu yang baik." Tetapi Asiyyah menjawab, "Tiada Tuhan selain Allah, Musa adalah kalim Tuhan." Asiyyah telah memutuskan untuk bersabar dan teguh dalam menghadapi siksaannya. Luka yang menganga telah menarik perhatian serigala dan mereka mulai memakannya sedikit demi sedikit.

Dibawah terik matahari yang menyengat, Asiyyah kepanasan. Dia meraung, "Air, air!" Hingga Allah dengan Rahman Rahimnya mengangkat hijab dari kedua matanya dan menunjukkan kepadanya maqamnya di syurga. Dikirim kepadanya malaikat-malaikat untuk membawa berita bahwa Allah telah mengucapkan selam kepadanya. Dia memuji dan mengucapkan selamat kepada Asiyyah berkenaan dengan keteguhan dan keimanannya. Dan menjanjikan bahwa di hari Kiamat Allah akan disandingkan dengan Kekasih Nya. Asiyyah tersenyum ketika mendengar berita baik ini.

Saat Firaun melihat senyuman itu, ia mengira bahwa Asiyyah tidak sadar dan menganggapnya gila karena telah tersalib di terik matahari dengan lumuran darah di sekujur tubuhnya tanpa makan dan minum. 

Sesungguhnya para malaikat telah memberikan salam kepadanya dari Allah. Mereka memberitakan bahwa Allah berkata, "Beberapa hari ia telah mengalami penderitaan dibawah mentari, demi Aku, dengan tidak makan dan minum? Penderitaan apa yang telah ia alami dalam kelaparan dan kehausannya? Ia telah menangguhkan penderitaan ini dengan sabar.

Aku Telah menyuguhkan padanya anggur dari aliran sungai syurga. Biarkan ia meminumnya dan menjumpai kehidupan baru. Kehidupan baru yang tiada berakhir dengan kematian. Dia merinduiKu, biarkan ia mendatangiKu. Biarkan ia melihat anugerah yang telah Aku persiapkan baginya."
Asiyyah meminum anggur syurga dari tangan para amlaikat dan memasrahkan jiwanya kepada Penguasa Ruh. Ia telah tiba di makan kesetiaan."

Disebabkan kesabaran dalam keimanannya. Asiyyah ra kini bisa makan dari makanan syurga dan minum dari air sungainya. Kita  membaca dari komentar tentang Kasyasyaf  bahwa di kehidupan ukhrawi nanti Asiyyah akan menjadi istri Rosulullah. Ia telah sampai di posisi yang diberkahi lewat kesabaran dalam penderitaannya.

Kesabarn adalah sifat Allah. Peristiwa-peristiwa kosmik bahkan memberi kita pelajaran tentang Kesabaran. Allah Pencipta Semesta Alam berkata, "Jadilah!" menjelaskan dalam Kitab SuciNya yang bijaksana bahwa Dia menciptakan dunia dalam waktu enam hari. Penunjukan waktu ini adalah salah satu sifat Allah yang Maha Sabar. Belum lagi kesabaran akan kenistaan, kecongkakan, kezaliman dan kedurhakaan manusia. Allah masih memberi tangguh pada mereka. Sampai pada taraf, Janganlah engkau berbuat berlebih-lebihan. Sifat Allah akan Sabar sungguh jauh dari jangkauan pikiran manusia sesungguhnya.

Allah tetaplah Allah. Sangat jauh dari prasangka dan persepsi manusia. Seorang pelukis, pendongeng, penghayal hanya bisa mencurahkan ke dalam realita karena ia pernah melihatnya. Bagaimana dengan angin  yang tak dapat terdeteksi sedikitpun oleh mata? Bagaimana dengan mikroba tanpa mikroskop? Bagaimana pula dengan ruh yang mendiami tubuh tiap makhluk? Semua itu hanya pengetahuan yang Allah titipkan via Nabi dan Rosul belaka.

Boleh jadi pengetahuan akan Nya hanyalah menjadi hijab bagi kita. terhijab karena ilmu, terhijab karena pengalaman, prasangka dan persepsi. Nur 'alan Nur. Terbebas dari segala pemikiran, prasangka, dan keilmuan hambanya. Semoga Allah mengampuni kejahilanku dan keluarga, dan pembaca budiman beserta keluarga. Amin
Wallahualam bissawab...
Ceritasufi

1 comments:

Anonymous said...

artikel menarik. salam kenal

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews