Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Thursday, 29 December 2011

Cerita Bertemu Pelacur Karena Doa Ibunya

Masjid kecil yang sederhana itu menjadi hening kembali, seperti  kala waktu subuh yang lalu-lalu. Orang-orang kampung sibuk dengan perniagaan dan urusannya masing-masing. Tinggallah seorang anak remaja yang masih asik menyajikan hatinya untuk Allah. Memuji dan meminta ampun akan kehadirat Allah adalah menjadi impian awal dan terakhir baginya.

CS menyuguhkan cerita yang telah ditulis ribuan atau mungkin jutaan kali oleh para penulis lainnya. Kisah ini berkisar antara kemakbulan doa orangtua dan akibatnya. Pelacur. Sungguh negatif rasanya bila membaca kata yang satu ini. hingga timbul sebuah pertanyaan, kapan tepatnya pelacuran ini dimulai? Bbelum ada ahli yang dapat memastikan hal tersebut. Sama hal nya perpecahan sesama muslim, boleh jadi pelacuran menaji salah satu akibat perpecahan sesama muslim itu sendiri. Hal mungkar perzinahan dan hilangnya kepatuhan kepada orang tua dan yang lebih tua menjadi barang biasa. Na'uzubillah, kita berlindung dari kiamat kecil yang harus kita jalani di akhir zaman.
Tanpa bertele-tele, CS membawa sahabat ke dalam alam cerita anak soleh yang mendapat kemakbulan doa sang ibu.


Seorang pemuda kampung sedang duduk bersimpuh. Ia kerap diam tertegun. Dengan mata terpejam nan hening, aia berazam di dalam hati bahwa ia ingin mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah di dalam surau. Kadang bibirnya sibuk dengan pujian-pujian kebesaran akan Allah, atau hanya menghabiskan keseharianya untuk berdiam diri di mesjid karena azamnya. Keluarnya ia hanya karena sesuatu yang sangat mendesak seperti buang air kecil dan besar.

Suatu pagi pagi, datanglah ibunya mencari dirinya untuk suatu keperluan. Ibu memanggil-manggil Juraij dari luar. "Juraij..! Keluarlah sebentar....Wahai Juraij keluarlah sebentar..." Panggil sang ibu dengan penuh kasih. Pada saat bersamaan Juraij sedang melakukan ibadah sholat maka timbullah keraguan di dalam hati Juraij. "Ibuku atau shalatku yang harus aku dahulukan." Akhirnya Juraij memutuskaan untuk melanjutkan shalatnya dan menghiraukan ibunya.

Lain waktu datanglah ibunya mencari dirinya karena suatu keperluan, oleh karena itu ibunya memanggil Juarij dari laur Surau dimana Juraij beribadah. "Wahai Juraij keluarlah sebentar.., wahai Juraij, keluarlah sebentar..."
pada saat Juraij sedang melakukan sholat. Maka timbullah kebimbangan di hati Juraij "Sahalatku atau ibuku yang harus kumenangkan." Akhirnya Juraij meneruskan sholat tanpa menghiraukan ibunya. Kemudian ibunya pulang dengan diliputi perasaan jengkel terhadap anak yang sholeh ini.

Suatu pagi yang lain, datanglah ibunya ke tempat Juraij beribadah karena ada keperluan yang harus disampaikan kepada Juraij. Ibunya lalu memanggil Juraij dai luar Surau seperti biasa. "Wahai Juraij... keluarlah sebentar..., wahai Juraij, keluarlah sebentar..., Pada saat itu lagi-lagi Juraij sedang beribadah kepada Tuhannya. Bagi Juraij panggilan ibunya menimbulkan kebimbangan di dalam hati. Akhirnya panggilan ibu kalah lagi dengan panggilan Tuhannya. Setelah dipanggil berulang kali tidak ada jawaban dari Juraij, hati ibunya pun semangkin dongkol. Akhirnya ibunya mengutuk di dalam hati seraya berdoa, " Ya Allah, jangan Engkau matikan dia sehingga ia melihat wajah pelacur."

Dalam kisah lain disebutkan, jika Juraij mau memutuskan shalatnya dan menjawab panggilan ibunya, Insyaallah ibunya tidak sampai mengutuki dirinya.

Di tengah masyarakat Juraij dikenal sebagai orang yang ahli ibadah. Tida-tiba ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik datang di kampung Juraij dan tidak ada seorangpun yang mengetahui asal usul wanita tersebut.

Wanita pelacur tadi lalu singgah di surau Juraij seraya menggoda Juraij agar mau melakukan perzinahan dengan dirinya, Akan tetapi setiap godaan dilakukan ia tidak mampu menggoyahkan keimanan Juraij. Wanita ini berputus asa dan keluar dengan rasa malu yang amat sangat.

Si pelacur itu mencari akal agar bisa menjatuhkan Juraiz hingga ia mendatangi seorang pengembala kambing untuk diajak berzina. Tanpa berpikir panjang sang pengembala langsung mau menuruti ajakan sang pelacur.

Setelah kejadian diatas, ia hamil dan melahirkan seorang anak. Wanita ini mulai menyebar fitnahnya di tengah masyarakat bahwa anak yang di gendongannya adalah hasil dari hubungan gelapnya dengan Juraij. Mendengar berita itu masyarakat menjadi berang. Masyarakat yang mempercayai omongan wanita itu beramai-ramai mendatangi Surau Juraij biasa beribadah. Melihat banyaknya orang yang datang ke Surau dengan kondisi marah, Juraij terkejut bukan main.

"Apa yang kalian kehendaki sehingga beramai-ramai datang dengan kemarahan?" Mereka menjawab, "Engkau telah melakukan perzinahan dengan wanita ini, dan inilah anakmu." Sambil menunjuk wanita yang sedang menggendong bayi mungil.

Mendengar fitnahan tersebut hati Juraij tidak genar, kemudian ia berkata, "Bawalah anak itu kesini dan tunggulah sebentar, aku akan melakukan shalat." Setelah melakukan sholat dua rakaat, ia langsung menanyai bayi yang ada di hadapannya dan dikerubungi oleh masyarakat.

"Wahai Ghulam, siapakah bapakmu?" Orang-orang yang berkumpul terheran-heran dengan kelakuan Juraij. Tapi Juraij aksinya yang sangat aneh dengan meneruskan pertanyaannya kepada bayi tersebut demi membela dirinya yang siap menjadi korban kekerasan. Tanpa dinanya, bayi itu menjawab, "Bapakku adalah seorang pengembala." Bayi merah itu baru saja berbicara itu dengan Juraij. Orang-orang yang berkerumun tersadar akan apa yang sedang terjadi dengan jawaban tersebut bahwa pelacur itu berdusta.

Kemudian masyarakat beramai-ramai membangun surau Juraij yang telah dirusaknya dengan hiasan emas, tetapi Juraij menolaknya, agar suraunya dibangun  dengan tanah saja. Akhirnya Juraij beribadah dengan tenang di suraunya hingga ia meninggal.

Begitulah hebatnya doa sang ibu, perkataan batin wanita yang telah melahirkan dan menyapih kita. Keridhaan Allah adalah keridhaan ibu bapak. Kehebatan dan keselamatan kita tergantung kepada doa sang ibu.
"Ibumu, Ibumu, Ibumu". Itulah perkatan Nabi akan posisi seorang ibu di dalam kehidupan seorang anak. barulah Rosulullah meneruskan dengan, "Bapakmu".

Sungguh mulianya kedudukan seorang Ibu yang notabene perempuan di dalam Islam. Walau yang terdoqma dalam masyarakat bahwa emansipasilah yang menjadi acuan sudut pandang atau alur pikir terhadap wanita. Wanita Islam selalu di hubungkan dengan penindasan, kerja rumah, dan sebagainya walau sebenarnya inilah main project untuk menghancurkan pola pikir umat Islam. Semoga lain waktu akan kita uraikan kedudukan wanita di dalam Islam.

Wallahualam bissawab.........

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Cerita Bertemu Pelacur Karena Doa Ibunya

Masjid kecil yang sederhana itu menjadi hening kembali, seperti  kala waktu subuh yang lalu-lalu. Orang-orang kampung sibuk dengan perniagaan dan urusannya masing-masing. Tinggallah seorang anak remaja yang masih asik menyajikan hatinya untuk Allah. Memuji dan meminta ampun akan kehadirat Allah adalah menjadi impian awal dan terakhir baginya.

CS menyuguhkan cerita yang telah ditulis ribuan atau mungkin jutaan kali oleh para penulis lainnya. Kisah ini berkisar antara kemakbulan doa orangtua dan akibatnya. Pelacur. Sungguh negatif rasanya bila membaca kata yang satu ini. hingga timbul sebuah pertanyaan, kapan tepatnya pelacuran ini dimulai? Bbelum ada ahli yang dapat memastikan hal tersebut. Sama hal nya perpecahan sesama muslim, boleh jadi pelacuran menaji salah satu akibat perpecahan sesama muslim itu sendiri. Hal mungkar perzinahan dan hilangnya kepatuhan kepada orang tua dan yang lebih tua menjadi barang biasa. Na'uzubillah, kita berlindung dari kiamat kecil yang harus kita jalani di akhir zaman.

Tanpa bertele-tele, CS membawa sahabat ke dalam alam cerita anak soleh yang mendapat kemakbulan doa sang ibu.


Seorang pemuda kampung sedang duduk bersimpuh. Ia kerap diam tertegun. Dengan mata terpejam nan hening, aia berazam di dalam hati bahwa ia ingin mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah di dalam surau. Kadang bibirnya sibuk dengan pujian-pujian kebesaran akan Allah, atau hanya menghabiskan keseharianya untuk berdiam diri di mesjid karena azamnya. Keluarnya ia hanya karena sesuatu yang sangat mendesak seperti buang air kecil dan besar.

Suatu pagi pagi, datanglah ibunya mencari dirinya untuk suatu keperluan. Ibu memanggil-manggil Juraij dari luar. "Juraij..! Keluarlah sebentar....Wahai Juraij keluarlah sebentar..." Panggil sang ibu dengan penuh kasih. Pada saat bersamaan Juraij sedang melakukan ibadah sholat maka timbullah keraguan di dalam hati Juraij. "Ibuku atau shalatku yang harus aku dahulukan." Akhirnya Juraij memutuskaan untuk melanjutkan shalatnya dan menghiraukan ibunya.

Lain waktu datanglah ibunya mencari dirinya karena suatu keperluan, oleh karena itu ibunya memanggil Juarij dari laur Surau dimana Juraij beribadah. "Wahai Juraij keluarlah sebentar.., wahai Juraij, keluarlah sebentar..."
pada saat Juraij sedang melakukan sholat. Maka timbullah kebimbangan di hati Juraij "Sahalatku atau ibuku yang harus kumenangkan." Akhirnya Juraij meneruskan sholat tanpa menghiraukan ibunya. Kemudian ibunya pulang dengan diliputi perasaan jengkel terhadap anak yang sholeh ini.

Suatu pagi yang lain, datanglah ibunya ke tempat Juraij beribadah karena ada keperluan yang harus disampaikan kepada Juraij. Ibunya lalu memanggil Juraij dai luar Surau seperti biasa. "Wahai Juraij... keluarlah sebentar..., wahai Juraij, keluarlah sebentar..., Pada saat itu lagi-lagi Juraij sedang beribadah kepada Tuhannya. Bagi Juraij panggilan ibunya menimbulkan kebimbangan di dalam hati. Akhirnya panggilan ibu kalah lagi dengan panggilan Tuhannya. Setelah dipanggil berulang kali tidak ada jawaban dari Juraij, hati ibunya pun semangkin dongkol. Akhirnya ibunya mengutuk di dalam hati seraya berdoa, " Ya Allah, jangan Engkau matikan dia sehingga ia melihat wajah pelacur."

Dalam kisah lain disebutkan, jika Juraij mau memutuskan shalatnya dan menjawab panggilan ibunya, Insyaallah ibunya tidak sampai mengutuki dirinya.

Di tengah masyarakat Juraij dikenal sebagai orang yang ahli ibadah. Tida-tiba ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik datang di kampung Juraij dan tidak ada seorangpun yang mengetahui asal usul wanita tersebut.

Wanita pelacur tadi lalu singgah di surau Juraij seraya menggoda Juraij agar mau melakukan perzinahan dengan dirinya, Akan tetapi setiap godaan dilakukan ia tidak mampu menggoyahkan keimanan Juraij. Wanita ini berputus asa dan keluar dengan rasa malu yang amat sangat.

Si pelacur itu mencari akal agar bisa menjatuhkan Juraiz hingga ia mendatangi seorang pengembala kambing untuk diajak berzina. Tanpa berpikir panjang sang pengembala langsung mau menuruti ajakan sang pelacur.

Setelah kejadian diatas, ia hamil dan melahirkan seorang anak. Wanita ini mulai menyebar fitnahnya di tengah masyarakat bahwa anak yang di gendongannya adalah hasil dari hubungan gelapnya dengan Juraij. Mendengar berita itu masyarakat menjadi berang. Masyarakat yang mempercayai omongan wanita itu beramai-ramai mendatangi Surau Juraij biasa beribadah. Melihat banyaknya orang yang datang ke Surau dengan kondisi marah, Juraij terkejut bukan main.

"Apa yang kalian kehendaki sehingga beramai-ramai datang dengan kemarahan?" Mereka menjawab, "Engkau telah melakukan perzinahan dengan wanita ini, dan inilah anakmu." Sambil menunjuk wanita yang sedang menggendong bayi mungil.

Mendengar fitnahan tersebut hati Juraij tidak genar, kemudian ia berkata, "Bawalah anak itu kesini dan tunggulah sebentar, aku akan melakukan shalat." Setelah melakukan sholat dua rakaat, ia langsung menanyai bayi yang ada di hadapannya dan dikerubungi oleh masyarakat.

"Wahai Ghulam, siapakah bapakmu?" Orang-orang yang berkumpul terheran-heran dengan kelakuan Juraij. Tapi Juraij aksinya yang sangat aneh dengan meneruskan pertanyaannya kepada bayi tersebut demi membela dirinya yang siap menjadi korban kekerasan. Tanpa dinanya, bayi itu menjawab, "Bapakku adalah seorang pengembala." Bayi merah itu baru saja berbicara itu dengan Juraij. Orang-orang yang berkerumun tersadar akan apa yang sedang terjadi dengan jawaban tersebut bahwa pelacur itu berdusta.

Kemudian masyarakat beramai-ramai membangun surau Juraij yang telah dirusaknya dengan hiasan emas, tetapi Juraij menolaknya, agar suraunya dibangun  dengan tanah saja. Akhirnya Juraij beribadah dengan tenang di suraunya hingga ia meninggal.

Begitulah hebatnya doa sang ibu, perkataan batin wanita yang telah melahirkan dan menyapih kita. Keridhaan Allah adalah keridhaan ibu bapak. Kehebatan dan keselamatan kita tergantung kepada doa sang ibu.
"Ibumu, Ibumu, Ibumu". Itulah perkatan Nabi akan posisi seorang ibu di dalam kehidupan seorang anak. barulah Rosulullah meneruskan dengan, "Bapakmu".

Sungguh mulianya kedudukan seorang Ibu yang notabene perempuan di dalam Islam. Walau yang terdoqma dalam masyarakat bahwa emansipasilah yang menjadi acuan sudut pandang atau alur pikir terhadap wanita. Wanita Islam selalu di hubungkan dengan penindasan, kerja rumah, dan sebagainya walau sebenarnya inilah main project untuk menghancurkan pola pikir umat Islam. Semoga lain waktu akan kita uraikan kedudukan wanita di dalam Islam.

Wallahualam bissawab.........

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews