kikiya.web.com |
Banyak perihal dan hikayat doa yang termaktub dalam kitab dan Alquran. Banyak pula hikmah yang layak diketengahkan. Wanita pekerja adalah hal yang sangat lumrah dalam Islam. Fatimah Azzahra, putri tercinta Rosulullah Shollahu a'alihi wassalam adalah pekerja keras, penyabar, dan wanita syurga. Melayani Suaminya menjadi tujuan hidupnya, mendampingi Ayahnya adalah amanah Allah yang dipikul.
Tersebut dalam Khashaishah Madrasatin Nubuah bahwa Fatimah binti Muhammadur Rosulullah saw adalah wanita yang mengukir hari-harinya dengan berkerja keras. Dalam satau waktu ia mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, mengolah tepung dengan jemari tangannya sambil membuai Husai bin Ali sedang mulutnya tak henti-hentinya memuji Al Haq dengan mata berurai air mata karena saking takutnya dengan Allah Subhanahu wa ta'ala.
Semua ini tak lain karena bimbingan Ayahanda-panutan manusia dan Jin.
Tawanan perang di datangkan ke Madinah. Sang istri yang saban hari bekerja hingga sering terkelupas kulit tangannya membuat sang suami iba. Tapi bukanlah Fatimah binti Muhammad hingga bisa mengeluarkan permintaan untuk mendapatkan pembantu dari hasil tawanan perang tersebut.
Keesokan harinya Rosulullah datang ke rumah dan berkata kepada anak tercintanya. Fatimah terdiam dan merasa malu akan permintaannya.
Berkata Rosulullah, " Fatimah putriku tercinta, takutlah kepada Allah ! Bertaqwalah dan ketika hendak tidur hendaklah engkau baca: Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Allahu Akbar 34 kali.
Kau akan merasa bahwa ini akan lebih membantumu dari pada seorang pelayan."
Fatimah berkata, " Saya bersama Allah dan Rosul Nya."
Doa dan amalan ini sungguh singkat dan ringkas dengan khasiat dahsyat. Dapat dilakukan kapan dan tak terbatas waktu. Sewaktu perjalanan ke kantor, di tengah kemacetan, diantara kerumunan pasar, berdiri diantara penjahat dan kapan saja dikehendaki. Atau dapat dilakukan untuk penghindar lelah dan bosan, penguat tubuh dikala lemah sakit dan pemulih pikiran tentunya dan yang terpenting adalah pelepas dahaga hati kala dirundung masalah. Bacaan pelan dan nyaring tidaklah menjadi soal.
Kala engkau merasa dalam keterpurukan hidup, anda dapat membacanya dengan keras (mengiba kepada Allah) atau meresaspi keagungan Allah dengan bacaan pelan pun menjadi keutamaan.
No comments:
Post a Comment