Selamat Membaca dan Jangan Lupa Isikan Komentar Anda Ya.....
Barangsiapa belajar ilmu figh tanpa belajar tassawuf maka ia adalah fasiq. Siapa saja yang belajar Ilmu Tassawuf tanpa belajar Ilmu Figh maka ia adalah Zindiq, dan siapa saja yang mengumpulkan keduanya, maka ia adalah ahli Hakikat (Syeikh Al Fasi, Qawaid Al-Tasawwuf)

Wednesday 1 June 2011

Ka'bah dimata Long Bidin

"Banyak Jalan Menuju Ka'bah".Ketika sampai kadang bingung dan rambang harus kemana, mengapa, dan apa yang dilakoni. Cerita ini ceritasufi angkat dari pengalaman seorang saudara yang diceritakan oleh pamannya (dianggap paman) dari sahabatnya yang mengenjungi Mekkah Al Mukarromah.


Menjadi yang dituakan di kampung pesisir Sungai Kota Sambas, kota kecil yang berbatasan dengan Serawak Malaysia, menjadi impian tiap masyarakat disini. Pasalnya banyak keuntungan yang didapat, dipersilakan duduk di tarub (tenda pernikahan dengan lesehan) yang merupakan tempat kehormatan. Punya hak jawab feto untuk menentukan sebuah keputusan desa, kecamatan bahkan kabupaten. Konon kabarnya masih hingga sekarang walau telah sedikit terkikis zaman.
Banyak lagi keuntungan bagi orang yang di tuakan di kampung. Tak jarang pula keistimewaan ini digunakan ke kiri (salah). Mengambil keuntungan sendiri dan keluarga saja selalunya jadi target utaman yang menjadi yang dituakan.

Untuk memudahkan narasinya ceritasufi panggil saja dengan Long Bidin. Kesehariannya Long Bidin adalah pemuka yang disegani dan aktifis mesjid. Usaha untuk membangun dikerahkan sedemikian rupa. Belum lagi acara tahlilan, selamatan (ruawahan/tan). Long Bidin adalah orang yang sangat dicari penduduk. Lantaran banyaknya hafalan doa dan faham ilmu agama, beliau segera dikenal dengan baik di kampungnya.

Uang terkumpul cukup. Doa juga telah dirapal habis diluar kepala. "Alhamdulillah, tahun ini kita bisa ke Mekkah ya bu" Long Bidin bercakap dengan istrinya yang asik menggoreng ikan untuk makan siang.

Perjalanan dimulai. Bis pengantar calon jemaah haji meluncur deras diiringi tahar berlafaz sholawat dan takbir dari para pengantar. Nginap d Asrama Haji beberapa malam juga masih mendapat kunjungan dari sanak saudara, sahabat dan teman.

Ada yang sibuk nyiapai stok makanan karena ngak khawatir makanan di Saudi ngak cocok. Ada yang bawa rice cooker dan peralatan dapur praktis lainnya. Katanya, barang mentah jauh lebih murah dimasak sendiri ketimbang membeli. Sebenarnya yang paling praktis bawa uang yang buanyaaak..hehehe...

Perjalanan 8-9 jam ke tujuan, Long Bidin sibuk melihat suasana atas awan. Capek hilang dengan pemandangan dan suasana baru di perjalanan. 
Singkat cerita tibalah Long Bidin di kota Ka'bah. Sepanjang perjalanan doa dan dzikir dilantunkan. Semua kemampuan dikerahkan untuk mencapai haji mabrur. Romongan Long Bidin  berjalan beriringan. Tiba-tiba Long Bidin penasaran. Teman dan istrinya melihat bangunan peninggalan zaman Nabi Ibrahim dengan decak kagum. Anehnya dia ia tak melihat tanda-tanda adanya Ka'bah. Penasaran dan bingung. Mata dikucek. Beberapa kali ia mengusap wajahnya. Tak tahan lagi dan diburu pesanaranakhirnya bibirnya bertanya dengan sang istri disamping. 
"Ka'bahnya mana ya bu?"
Sang istro sontak menoleh sang suami seraya menyahut, "Itu lho pak di depan kita."
"Dimana si bu?" Long Bidin penasaran cepat menyahut jawaban sang istri.

"Disana lho pak, tepat sebelah kana kita."
"Coba bapak kesini deh, keliatan kan."

Long Bidin diam. Ka'bah tak kunjung kelihatan. Hanya kerumunan orang dengan berbagai warna kulis, ras dan tingkah yang asing menjadi pemandangannya. Long Bidin terus diam seribu basa sambil memasang mata tajam-tajam. Tapi Ka'bah masih juga tak tampak dimatanya.
"Gimana pak?"
Orang yang dituakan dikampungnya ini masih tak kunjung melihatnya. Diam-diam Long Bidin istighfar dengan memohon ampun kepada Nya. Perjalanan ke Kabah memang penuh diuar akal sehat.
Diluar nalar manusia kadangkala. Karena Mekkah dijaga oleh para malaikat Allah. Dan konon salah satu ciri kehancuran alam, kiamat adalah dengan hancurnya Kabah (semoga Allah menghindarkan kita dari bencana akhir zaman). 

"Astaghfirullah" Reflek Long Bidin mengucap di batinnya.
Ka'bah tepat di depan matanya. Titik air mata mohon ampun keluar. Kekuasaan Allah tampakkan kepada siapapun yang dikehendaki. Boleh jadi yang baik buat manusia tidak buat Allah, dan boleh jadi tidak baik buat manusia itu adalah disukai oleh Allah.

Banyak misteri yang keluar dari mulut Tanah Haram ini. Banyak pula yang baik awalnya, setelah berhaji menjadi lebih buruk dan sebaliknya. Semoga Allah menetapkan hati kita hanya pada Nya.



Dedicated to my cousin Hari

Artikel Terkait:

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PRAY TIME

Ka'bah dimata Long Bidin

"Banyak Jalan Menuju Ka'bah".Ketika sampai kadang bingung dan rambang harus kemana, mengapa, dan apa yang dilakoni. Cerita ini ceritasufi angkat dari pengalaman seorang saudara yang diceritakan oleh pamannya (dianggap paman) dari sahabatnya yang mengenjungi Mekkah Al Mukarromah.


Menjadi yang dituakan di kampung pesisir Sungai Kota Sambas, kota kecil yang berbatasan dengan Serawak Malaysia, menjadi impian tiap masyarakat disini. Pasalnya banyak keuntungan yang didapat, dipersilakan duduk di tarub (tenda pernikahan dengan lesehan) yang merupakan tempat kehormatan. Punya hak jawab feto untuk menentukan sebuah keputusan desa, kecamatan bahkan kabupaten. Konon kabarnya masih hingga sekarang walau telah sedikit terkikis zaman.
Banyak lagi keuntungan bagi orang yang di tuakan di kampung. Tak jarang pula keistimewaan ini digunakan ke kiri (salah). Mengambil keuntungan sendiri dan keluarga saja selalunya jadi target utaman yang menjadi yang dituakan.

Untuk memudahkan narasinya ceritasufi panggil saja dengan Long Bidin. Kesehariannya Long Bidin adalah pemuka yang disegani dan aktifis mesjid. Usaha untuk membangun dikerahkan sedemikian rupa. Belum lagi acara tahlilan, selamatan (ruawahan/tan). Long Bidin adalah orang yang sangat dicari penduduk. Lantaran banyaknya hafalan doa dan faham ilmu agama, beliau segera dikenal dengan baik di kampungnya.

Uang terkumpul cukup. Doa juga telah dirapal habis diluar kepala. "Alhamdulillah, tahun ini kita bisa ke Mekkah ya bu" Long Bidin bercakap dengan istrinya yang asik menggoreng ikan untuk makan siang.

Perjalanan dimulai. Bis pengantar calon jemaah haji meluncur deras diiringi tahar berlafaz sholawat dan takbir dari para pengantar. Nginap d Asrama Haji beberapa malam juga masih mendapat kunjungan dari sanak saudara, sahabat dan teman.

Ada yang sibuk nyiapai stok makanan karena ngak khawatir makanan di Saudi ngak cocok. Ada yang bawa rice cooker dan peralatan dapur praktis lainnya. Katanya, barang mentah jauh lebih murah dimasak sendiri ketimbang membeli. Sebenarnya yang paling praktis bawa uang yang buanyaaak..hehehe...

Perjalanan 8-9 jam ke tujuan, Long Bidin sibuk melihat suasana atas awan. Capek hilang dengan pemandangan dan suasana baru di perjalanan. 
Singkat cerita tibalah Long Bidin di kota Ka'bah. Sepanjang perjalanan doa dan dzikir dilantunkan. Semua kemampuan dikerahkan untuk mencapai haji mabrur. Romongan Long Bidin  berjalan beriringan. Tiba-tiba Long Bidin penasaran. Teman dan istrinya melihat bangunan peninggalan zaman Nabi Ibrahim dengan decak kagum. Anehnya dia ia tak melihat tanda-tanda adanya Ka'bah. Penasaran dan bingung. Mata dikucek. Beberapa kali ia mengusap wajahnya. Tak tahan lagi dan diburu pesanaranakhirnya bibirnya bertanya dengan sang istri disamping. 
"Ka'bahnya mana ya bu?"
Sang istro sontak menoleh sang suami seraya menyahut, "Itu lho pak di depan kita."
"Dimana si bu?" Long Bidin penasaran cepat menyahut jawaban sang istri.

"Disana lho pak, tepat sebelah kana kita."
"Coba bapak kesini deh, keliatan kan."

Long Bidin diam. Ka'bah tak kunjung kelihatan. Hanya kerumunan orang dengan berbagai warna kulis, ras dan tingkah yang asing menjadi pemandangannya. Long Bidin terus diam seribu basa sambil memasang mata tajam-tajam. Tapi Ka'bah masih juga tak tampak dimatanya.
"Gimana pak?"
Orang yang dituakan dikampungnya ini masih tak kunjung melihatnya. Diam-diam Long Bidin istighfar dengan memohon ampun kepada Nya. Perjalanan ke Kabah memang penuh diuar akal sehat.
Diluar nalar manusia kadangkala. Karena Mekkah dijaga oleh para malaikat Allah. Dan konon salah satu ciri kehancuran alam, kiamat adalah dengan hancurnya Kabah (semoga Allah menghindarkan kita dari bencana akhir zaman). 

"Astaghfirullah" Reflek Long Bidin mengucap di batinnya.
Ka'bah tepat di depan matanya. Titik air mata mohon ampun keluar. Kekuasaan Allah tampakkan kepada siapapun yang dikehendaki. Boleh jadi yang baik buat manusia tidak buat Allah, dan boleh jadi tidak baik buat manusia itu adalah disukai oleh Allah.

Banyak misteri yang keluar dari mulut Tanah Haram ini. Banyak pula yang baik awalnya, setelah berhaji menjadi lebih buruk dan sebaliknya. Semoga Allah menetapkan hati kita hanya pada Nya.



Dedicated to my cousin Hari

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews